Mohon tunggu...
mita
mita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya mahasiswa uin saya suka bermain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

candi yang indah

20 Desember 2024   19:39 Diperbarui: 20 Desember 2024   19:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi yang indah

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau dan aliran sungai jernih, berdiri sebuah candi megah bernama Candi Indraloka. Candi ini terkenal bukan hanya karena arsitekturnya yang menawan, tetapi juga karena legenda yang menyelimutinya.Candi Indraloka dibangun berabad-abad lalu oleh seorang raja bijaksana bernama Prabu Jayatama. Konon, candi ini didedikasikan untuk seorang dewi bernama Dewi Suraswati, yang dipercaya sebagai penjaga keindahan alam dan kedamaian hati. Setiap sudut candi dihiasi dengan relief yang menggambarkan cerita-cerita dari kehidupan dewi tersebut, mulai dari kelahiran hingga kebijaksanaannya dalam memelihara keharmonisan alam. Candi ini memiliki menara utama yang menjulang tinggi, dilapisi oleh batu-batu hitam yang diukir dengan sangat halus. Di sekelilingnya terdapat taman bunga yang selalu bermekaran, meskipun musim berganti. Banyak orang percaya bahwa taman itu diberkati oleh Dewi Suraswati sehingga bunganya tidak pernah layu. Saat matahari terbit, sinarnya memantul pada dinding candi, menciptakan pendaran cahaya keemasan yang membuat siapapun yang melihatnya merasa damai. Candi Indraloka kini menjadi salah satu destinasi wisata yang terkenal. Selain keindahannya, pengunjung juga tertarik pada aura magis dan kedamaian yang selalu menyelimuti tempat itu. Candi ini mengingatkan semua orang akan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan kepercayaan mereka.

Di tengah hamparan sawah yang luas, sebuah candi berdiri tegak, diam menantang waktu. Batu-batu besar yang membentuknya tampak telah diselimuti lumut hijau, memberi kesan bahwa candi itu telah lama menjadi bagian dari alam. Dikelilingi oleh pepohonan tinggi, candi ini seolah menyimpan keheningan yang dalam, jauh dari keramaian dunia luar. Cahaya matahari pagi yang menyentuh relief-reliefnya menciptakan bayangan-bayangan indah di dinding-dinding batu, seolah menghidupkan setiap detail yang ada. Angin semilir berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan kesegaran pagi. Di sekitar candi, burung-burung kecil berkicau, berterbangan bebas di antara pepohonan. Suasana damai ini memberi ruang bagi siapa saja yang datang untuk merenung, mengagumi keindahan yang terpatri dalam setiap lekukan batu yang telah bertahan ratusan tahun.

Pada malam hari, ketika bintang-bintang mulai bermunculan di langit, candi ini kembali sunyi, namun keindahannya tetap terpancar. Dalam ketenangan itu, candi berdiri sebagai saksi bisu perjalanan waktu, tetap indah, meskipun tanpa kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun