Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja dari rumah.

Minat yang terlalu sering berubah-ubah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Yuk Buat Selai Kupa

10 November 2017   12:20 Diperbarui: 10 November 2017   13:43 2957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pasar lihat ada yang jual kupa.  Lagi musim rupanya, karena sekarang sedang musim hujan. Kupa bahasa sunda, bahasa betawinya gohok, bahasa jawanya gowok, rasanya asem luar biasa, bulat bulat sebesar duku, kulit tebal ungu, daging buah putih, biji seperti biji jambu air. Bahasa latinnya setelah nge google adalah Syzygium polycephalum, masih sekeluarga dengan jambu jambuan.

Barangkali kalau buah ini tumbuh di Eropa maka di masa kini akan ada buah kupa versi manis segar enak.... atau barangkali di Thailand ada versi manisnya? seperti biasa negeri kita kan relijies, jadi buah asam pemberian Allah ini yah biarin aja asam. Sudah takdirnya begitu lhoo.

Okei sudah curhatnya sekarang kembali ke topik semula, setelah sukses membuat selai jambu batu, saya tertarik untuk membuat selai kupa. Kupa yang dibuat selai kan ada nilai tambahnya.  Selain itu manfaat lain adalah untuk mengawetkan makanan ketika sedang musim.  Daripada terbuang buang sayang kan? Rasanya pasti enak, asam campur manis gula, dan jadilah saya membeli sekilo buah ini, harganya cuma 10 ribu saja.

Bahan yang diperlukan:

buah kupa 1 kilo

gula 3/4 kilo

sudah

haha

Peralatan yang diperlukan:

Panci tebal (supaya tidak gosong)

sendok kayu atau spatula silikon

1.  Cuci kupa, buang bagian atas dan bawah, belah dua lalu buang bijinya.  Boleh buah dibelah lagi jadi ukuran seperempat.

kimg-20171026-094847-5a053655de200d094a006b22.jpg
kimg-20171026-094847-5a053655de200d094a006b22.jpg
2.  Rebus buah sampai empuk.  Karena saya pakai panci baja tebal dengan tutupnya yang rapat, air rebusannya sedikit saja. Sampai empuk cuma sebentar barangkali 15 menit, dan airnya sudah surut.

3.  Masukkan gula pasir.  3/4 kilo gula itu dikira kira, tapi saya pernah baca di resep kalau gula itu 3/4 nya buah...kira kira begitu.  Kalau gula terlalu sedikit, selai tidak akan tahan lama.  Untuk buah kupa, karena sudah asam tidak usak pakai jeruk nipis.  Kalau buat selai jambu batu harus banyak jeruk nipis supaya proses jelinya jadi.

kimg-20171026-101511-5a0536729b1e676e722ef082.jpg
kimg-20171026-101511-5a0536729b1e676e722ef082.jpg
4.  Masukkan piring kecil bersih ke dalam freezer.  Ini gunanya untuk tes jeli nanti.

5.  Aduk aduk panci terutama bagian bawahnya, jangan sampai gosong.  Gula akan meleleh dan buah keluar air sehingga cairan jadi banyak dan berbuih menggelegak.

6.  Aduk terus sampai cairan kental dan tidak terlalu menggelegak.  Nanti terlihat di sendok kayu lapisan air gula yang menempel bisa dicolek.  Matikan kompor.  Teteskan sedikit selai di piring dingin dari freezer. Masukkan lagi ke freezer sebentar. Kalau selai berkerut waktu dicolek, tidak mengalir, selai sudah jadi.  Kalau masih mengalir, masak lagi selai lalu tes lagi.  Gunanya tes ini supaya memasak gula tidak terlalu lama, kalau terlalu lama gula keburu gosong jadi karamel dan gagal lah selai kita.

7.  Diamkan selai di panci, jangan ditutup.

8.  Masukkan kedalam wadah selai.  Kalau disimpan di kulkas bisa tahan sampai 6 bulan.

Dokpri
Dokpri
Wah penampilannya sesudah dimasukkan botol cantik, warna alami merah marun, buahnya masih ada potongan utuh menggoda.  Coba pakai roti yang di toast, dengan butter atau margarin... enuakk deh asem asem manis campur gurih dari menteganya.  Tidak kalah dengan selai impor Perancis hehe...  Walau kulit kupa ini agak ketebelan, jadi kalau makan kita harus sisihkan kulit nya yang alot itu.  Dibandingin dengan selai murah mah lewat.  Selai ini bisa juga untuk isian kue kering, semacam nastar gitu ...

Dokpri
Dokpri
Semoga berguna.  Resep ini bisa diterapkan untuk semua buah. Selai mangga, selai nanas, selai jambu batu, dan selai selai lainnya.  Yang pasti alami dan hemat mat mat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun