Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja dari rumah.

Minat yang terlalu sering berubah-ubah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Mazhab Islammu?

10 Januari 2012   04:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:06 16841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan Muslim di Indonesia tidak tahu dia termasuk dalam jenis dan mazhab Islam apa.  Jawabannya normatif muslim Indonesia tentang jenis Islamnya adalah: Islam saja, yang mengikuti quran dan hadist.  Walaupun keseluruhan mazhab maupun denominasi Islam di dunia juga pasti akan menjawab sama seperti itu. Secara garis besar denominasi Islam di dunia secara mayoritas bisa dibagi dua: Islam Sunni dan Islam Syiah, sedangkan yang jumlahnya lebih sedikit antara lain ada Ibadi, Ahmadiyah dan Quranisme.  (perbandingan  denominasi Kristen misalnya Katolik dan Protestan). Gambar dari Madh'hab Mazhab terbesar dalam sunni adalah: Hanafi, Syafi'i, Maliki dan Hambali (urutan berdasarkan jumlah pengikut).  Dalam Syiah terdapat mazhab Ismaili, Jafari dan Zaidi. Walaupun umat Islam di Indonesia tidak mengetahui ini, dan menerima jenis Islamnya dari orangtuanya, dari ciri-ciri dan buku-buku fikih yang banyak diajarkan di pesantren bisa diketahui bahwa Islam Indonesia mayoritas adalah sunni bermazhab Syafi’i.  Imam Syafii adalah seorang ahli Islam keturunan Arab yang lahir kurang lebih tahun 767 di Gaza. Tidak berarti syiah tidak ada di Indonesia, tapi merupakan minoritas.  Dalam tabel di Wikipedia tentang Islam Syiah tertera jumlah muslim syiah di Indonesia sebesar 5-6 juta orang, yaitu 2.7% dari jumlah muslim Indonesia.  Muslim Syiah banyak di Sumatera Barat dan Aceh.  Di Pariaman Minangkabau pada bulan Muharram ada perayaan Tabuik,  untuk mengenang perang Karbala.  Tabuik atau Tabut ini lalu dilarung ke laut.

Negara-negara dengan Islam bermazhab Syafii antara lain di Mesir, Somalia, Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, Yaman, Kurdi, Kerala (India) dan secara resmi diikuti oleh pemerintahan Brunei Darussalam dan Malaysia.  Arab Saudi bermazhab Hambali. Mengapa Islam di Indonesia Sunni bermazhab Syafi'i? Ini pertanyaan yang harus dijawab para sejarawan. Dari buku-buku sejarah sekolah dikatakan Islam Indonesia berasal dari Gujarat, India.  Pendapat ini ditentang oleh Alwi Shihab dan Uka Tjandrasasmita yang berpendapat Islam masuk Indonesia lebih awal dari abad ke 13, kemungkinan dari abad pertama hijriyah. Melihat peta penyebaran mazhab ini kemungkinan pengaruh Islam ini datang dari dari Yaman.  Orang Indonesia keturunan arab bernenek moyang dari Hadramaut (Yaman).  Tapi diaspora ini baru terjadi sekitar awal abad ke 19 akibat situasi politik di Yaman Selatan.  Selain di Indonesia arab hadramaut ini juga menyebar di Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika Timur.  Muslim Hadramaut adalah penganut Syafii. Marga-marga Hadramaut di Indonesia antara lain Al Katiri, al Bawazir, al Atas, al Naqieb, Baswedan, Sungkar, Shahab, Assegaf dll.  Keturunan arab Hadramaut di Indonesia bahkan jumlahnya lebih besar daripada di tempat asalnya dan beberapa marga yang ada di Indonesia bahkan sudah punah ditempat asalnya. Muslim Indonesia seharusnya menyadari keragaman dalam Islam.  Islam yang kita anut berasal dari orang tua kita, dan kita tidak bisa lari dari sejarah.  Kalau dulu arab yang mempengaruhi nenek moyang kita datangnya dari Oman, barangkali kita semua Islamnya Ibadi.  Kalau saya lahir di Pariaman, saya barangkali seorang Syiah (dan saya tidak menyadari itu). Dengan adanya internet dan globalisasi informasi, sekarang penyebaran mazhab ini bisa semakin acak.  Tetangga anda bisa saja seorang muslim bermazhab Hambali atau Quranist, rekan kantor seorang atheist dan rekan tenis seorang Subud dan tukang cukur anda seorang 'kristen mesianik'.  Bahkan anda sendiri dari hasil berbincang dengan teman dan tertarik menghadiri pengajian seorang Ustad, tahu-tahu anda sudah jadi seorang Ismaili.  Jadi, jangan paranoid.  Biarkan orang lain dengan keyakinannya, anda dengan keyakinan anda.  Keberagaman itu fitrah dan indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun