Didaerah Kawali, Ciamis utara, ada makam kuno yang dikenal dengan nama Astana Gede, yang artinya Makam Besar. Area ini sudah dikelola oleh Dinas Purbakala. Setelah membayar Rp 3000, kita bisa masuk ke area seluas 4 hektar yang rimbun dengan pepohonan dan ratusan kelelawar ini. Didalam kawasan ini sebetulnya secara berdampingan terdapat peninggalan-peninggalan dari masa yang berbeda-beda . (Hal serupa juga terlihat di situs Candi Cangkuang dimana candi dari masa klasik hindu-buddha berdampingan dengan makam Arif Muhammad dari masa islam). Masa pertama peninggalannya berupa batu-batu jaman prasejarah antara lain batu berdiri (menhir), batu pelinggih (altar) dan yoni yang oleh masyarakat disebut sebagai batu panyandaan, panyandangan dan pamuruyan.
Masa kedua yaitu masa klasik hindu-buddha peninggalannya berupa 6 buah prasasti berbahasa sunda dengan huruf sunda kuno kaganga dan diperkirakan berasal dari abad ke 14. Masa ketiga yaitu masa islam peninggalannya berupa makam islam Kiai Dalem Adipati Singacala dan Ki Cakrakusuma yang barangkali berasal dari abad ke 17.
Selain itu diareal ini juga terdapat mata air Cikawali yang katanya merupakan tempat mandi para raja jaman dahulu. Prasasti I tulisannya adalah sbb a) Prasasti Kawali I alih aksara Ia.  nihan tapak wa 1. lar nu siya mulia tapa[k] I 2. ña parbu raja wastu 3. manadĕg di kuta kawa 4. li nu mahayu na kadatuan 5. surawisesa nu marigi sa 6. kuliliŋ dayöh nu najur sakala 7. desa aya ma nu pa[n]döri pakena 8. gawe rahhayu pakön höböl ja 9. ya dina buana Ib. hayua diponah ponah hayua dicawuh cawuh ia neker iña ager iña ni[n]cak iña rĕ [m]pag Artinya: Inilah tanda be- 1. kas beliau yang mulia 2. Prabu Raja Wastu 3. [yang] berkuasa di kota Kawa- 4. li, yang memperindah kedaton 5. Surawisesa, yang membuat parit [di] se- 6. keliling ibukota, yang memakmurkan seluruh 7. desa. Semoga ada penerus yang melaksanakan 8. berbuat kebajikan agar lama ja 9. ya di dunia. Ib. Janganlah dirintangi janganlah diganggu yang memotong akan ager (=hancur?) yang menginjak akan roboh Tulisan yang terdapat dalam prasasti ini "mahayutia hayuna kadatuan... pakena gawe .... jaya dina Buana" dijadikan moto kota Ciamis Mahayunan Ayunan Kadatuan (Memperindah kebajikan kerajaan). Tergetar hati membaca tulisan dari masa silam ini. Terbayang kejayaan masa silam penuh kepercayaan diri nenek moyang kita. Tidak lupa petuah bijak dan nasihat bagi anak cucu agar selalu jaya. Pada prasasti IV setelah diterjemahkan pesannya:
Ini peninggalan dari [yang] astiti [dari] rasa yang ada, yang menghuni kota ini. Jangan berjudi bisa sengsara.
Sayang sekali situs Astana Gede ini kurang memadai dalam memberikan informasi bagi pengunjung. Kita hanya bisa melihat peninggalan-peninggalan menakjubkan ini dan menduga-duga sendiri mengenai sejarah dan keterangan-keterangan menarik lain. Tidak ada leaflet maupun pusat informasi, sehingga situs bersejarah yang tak ternilai ini seakan membisu tidak mampu bercerita banyak. Sumber disparbud jabar kaskus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya