Mohon tunggu...
L Margi (Misyusan)
L Margi (Misyusan) Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Saya adalah guru penggerak angkatan 5 yang tertarik dengan dunia menulis baik fiksi maupun non fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kekuatan Mendongeng dalam Mengolah Emosi

9 Desember 2024   09:46 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juara Lomba mendongeng Siswa SDN Gedeg (Dokpri)

Generasi Z, generasi yang akrab dengan teknologi digital, seringkali digambarkan sebagai generasi yang individualis dan kurang peka terhadap emosi. Namun, di balik layar gadget dan media sosial, mereka tetaplah manusia yang memiliki perasaan dan emosi yang kompleks. Di tengah derasnya arus informasi digital, mendongeng hadir sebagai sebuah oase yang menawarkan pengalaman emosional yang mendalam dan mendidik.

Dongeng, sebagai bentuk narasi lisan atau tulisan yang mengandung unsur imajinasi, memiliki kekuatan unik dalam mengolah emosi. Melalui tokoh-tokoh yang beragam, konflik yang menarik, dan pesan moral yang mendalam, dongeng mengajak pendengarnya untuk ikut merasakan berbagai macam emosi. Anak-anak generasi Z, yang masih dalam proses pembentukan karakter, dapat belajar mengidentifikasi dan memahami emosi mereka sendiri melalui tokoh-tokoh dalam dongeng.

Sebagai pendidik sudah tidak asing lagi dengan program literasi sekolah banyak sekali menggaungkan budaya tersebut di sekolah. Namun, bukanlah hal mudah bagi pendidik untuk membentuk budaya tersebut di lingkungan sekolah tanpa adanya sebuah program dan kegiatan yang jelas, sarana prasarana yang memadai, dan dukungan dari berbagai lini seperti kepala sekolah, orang tua murid, dan pihak yang memiliki keterkaitan dalam bidang literasi.

Hal tersebut menjadi perhatian khusus salah satu Sekolah Penggerak di Kabupaten Mojokerto dan untuk merayakan Hari Dongeng Nasional tahun 2024, SDN Gedeg Kec. Mojokerto mengadakan lomba mendongeng untuk para muridnya sebagai salah satu program penguatan karakter dan membentuk rasa percaya diri dalam berkomunikasi melalui mendongeng.

Penyerahan hadiah lomba Oleh Kepala SDN Gedeg Kab. Mojokerto (Dokpri)
Penyerahan hadiah lomba Oleh Kepala SDN Gedeg Kab. Mojokerto (Dokpri)

Beberapa poin yang sangat efektif dalam mengolah emosi melalui mendongeng, diantaranya: (1) Koneksi Emosional: Dongeng membangun koneksi emosional yang kuat antara pendengar dengan cerita. Ketika pendengar ikut merasakan suka, duka, marah, atau takut yang dialami tokoh, mereka secara tidak langsung melatih empati dan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain; (2) Pemahaman Diri: Dongeng seringkali menyajikan cerita tentang pencarian jati diri, mengatasi masalah, dan mencapai tujuan. Melalui kisah-kisah ini, anak-anak generasi Z dapat belajar mengenali kekuatan dan kelemahan diri mereka, serta menemukan cara untuk mengatasi tantangan hidup; (3) Pembelajaran Nilai-nilai: Dongeng mengandung nilai-nilai moral yang universal, seperti kejujuran, keberanian, kasih sayang, dan persahabatan. Dengan mendengarkan dongeng, anak-anak secara tidak langsung belajar tentang nilai-nilai tersebut dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari; (4) Stimulasi Imajinasi: Dongeng merangsang imajinasi anak-anak, memungkinkan mereka untuk menciptakan dunia imajiner yang penuh dengan keajaiban. Hal ini membantu anak-anak mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis.

Dalam era digital, dongeng tidak hanya terbatas pada cerita yang disampaikan secara lisan. Dongeng dapat disajikan dalam berbagai bentuk media, seperti buku cerita bergambar, video animasi, podcast, atau bahkan permainan interaktif. Dengan demikian, dongeng dapat lebih mudah diakses oleh generasi Z.

Selain itu, orang tua, guru, dan pustakawan dapat berperan aktif dalam mempopulerkan dongeng di kalangan generasi Z. Mereka dapat mengadakan kegiatan bercerita, lomba menulis cerita pendek, atau membuat klub baca buku. Dengan cara ini, dongeng dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak dan memberikan dampak positif pada perkembangan emosi mereka.

Melalui tulisan ini, dapat kita simpulkan bahwa dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan stimulasi, dongeng menawarkan sebuah ruang yang tenang bagi generasi Z untuk merenung dan memahami diri mereka sendiri. Dengan kekuatannya dalam membangun koneksi emosional, meningkatkan pemahaman diri, dan menanamkan nilai-nilai positif, dongeng dapat menjadi alat yang efektif dalam melatih generasi Z untuk mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Mari kita bersama-sama menghidupkan kembali tradisi mendongeng dan memberikan warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

(L Margi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun