Mohon tunggu...
Misye Agustin
Misye Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi orang yang bermanfaat akan menjadi kebahagiaan yang kekal daripada orang yang kaya tapi tak punya akal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Satu Bumi, Satu Masa Depan!

23 Desember 2024   00:01 Diperbarui: 23 Desember 2024   00:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.5. Dampak terhadap Keanekaragaman Hayati 

Secara global, pemanasan global mengancam banyak spesies. Banyak ekosistem, seperti terumbu karang dan hutan hujan tropis, menghadapi tekanan besar. Misalnya, sekitar 70% terumbu karang di dunia telah mengalami pemutihan akibat suhu air yang lebih tinggi. Selain itu, pemanasan global juga menyebabkan perubahan pola migrasi hewan, seperti burung dan ikan, yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Upaya Global Menghadapi Pemanasan Global

  • Kesepakatan Paris, kesepakatan Paris yang disepakati pada 2015 merupakan salah satu langkah besar dalam upaya global untuk memerangi pemanasan global. Negara-negara yang terlibat berkomitmen untuk menahan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius dan berusaha untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celsius. Meskipun ada tantangan dalam pelaksanaannya, Kesepakatan Paris tetap menjadi tonggak penting dalam diplomasi perubahan iklim.
  • Transisi ke Energi Terbarukan Banyak negara, terutama di Eropa, telah memulai transisi menuju penggunaan energi terbarukan. Negara-negara seperti Jerman dan Denmark telah menjadi pelopor dalam pengembangan energi angin dan solar, sementara China juga telah menginvestasikan besar-besaran dalam teknologi energi terbarukan. Indonesia, meskipun masih mengandalkan energi fosil, mulai berinvestasi dalam proyek energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya.
  • Teknologi Carbon Capture dan Penyimpanan Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) menjadi fokus dalam upaya mengurangi emisi karbon. Beberapa proyek CCS telah diluncurkan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Norwegia. Teknologi ini bertujuan untuk menangkap CO2 yang dilepaskan oleh pembangkit listrik dan industri, lalu menyimpannya di bawah tanah untuk mencegahnya masuk ke atmosfer.

Pemanasan global merupakan masalah besar yang mempengaruhi seluruh dunia, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dampaknya mencakup kenaikan suhu, perubahan cuaca ekstrem, naiknya permukaan laut, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global, tantangan besar tetap ada. Oleh karena itu, tindakan nyata dari seluruh lapisan masyarakat global, baik pemerintah, sektor swasta, maupun individu, sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keberlanjutan bumi bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun