Mohon tunggu...
Enrica Ayu Miswardani
Enrica Ayu Miswardani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diagnosis Kesulitan Belajar

3 April 2017   22:48 Diperbarui: 4 April 2017   18:04 4022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang pelajar sudah barang tentu memiliki kewajiban untuk belajar, belajar, dan belajar. Agar masa depan lebih cerah, hal yang harus mereka lakukan adalah belajar untuk mengetahui sesuatu hal yang belum mereka ketahui. Belajar tidak hanya dengan membaca buku, tapi belajar itu kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun.

Dalam kegiatan belajar, pasti kita terkadang merasa kesulitan dan tidak memahami apa yang kita pelajari. Pada umumnya, suatu kesulitan merupakan kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan dalam mencapai suatu tujuan atau hasil belajar, sehingga perlu usaha yang lebih berat untuk mengatasinya. Orang yang mengalami kesulitan dalam belajar akan mengalami hambatan dalam peoses mencapai hasil belajarnya, sehingga hasil yang dicapai berada dibawah potensi yang ia miliki.

Kesulitan dalam belajar dapat dikategorikan menjadi 4 bagian menurut Koestur, 1978):

  • Disebabkan oleh gangguan alat-alat driya dan alat-alat tubuh (senso physical disoder)
  • Disebabkan oleh kecerdasan kurang (mental defeciencies)
  • Disebabkan oleh gangguan alat-alat penerimaan (perceptual motor disoder)
  • Disebabkan oleh kesalahan tingkah laku social (social behavior disoder)

Meskipun begitu, tidak mudah bagi konselor untuk melakukan tugas dalam mendiagnosa tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, sebab kesulitan belajar yang dialami siswa itu sangat beraneka ragam dan kompleks, serta pemecahan kesulitan yang dilakukan terhadap satu siswa dengan siswa yang lain juga berbeda meskipun masalahnya sama.

Prosedur yang ditempuh dalam mendiagnosis kesulitan belajar yaitu bermacam-macam, setiao ahli berbeda pendapat satu sama lain, akan tetapi ada juga persamaannya. Adapun menurut buku III C Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan  Sekolah Menengah Atas 1975, langkah-langkah dalam membantu diagnosa kesulitan belajar yaitu:

  • Mengidentifikasi kasus, yaitu mengenal kasus-kasus beserta ciri-cirinya maupun gejala yang nampak. Caranya yang dapat dilakukan yaitu (1) mengambil daftar nilai yang memuat seluruh bidang studi dalam satu kelas, yang kemudian dihitung rata-rata nilai setiap siswa, (2) menghitung rata-rata seluruh siswa, (3) membuat grafik kedudukan siswa berdasarkan nilau rata-rata, (4) siswa yang nilainya dibawah rata-rata umum diidentifikasikan sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar, (5) menetapkan kasus yang diperkirakan mengalami banyak kesulitan dalam belajar.
  • Langkah diagnosa, dapat menggunakan beberapa metode yang bermacam-macam. Misalnya metode analisis dokumentasi, wawancara, observasi, tes, sosiometri, dan pertemuan khusus. 
  • Langkah prognosis, yaitu untuk menetapkan jenis/teknik bentuan yang diberikan kepada siswa. Penetapan jenis bantuan yang diberikan itu harus disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakangnya. Misalnya  jika latar belakangnya gangguan fisik, maka bantuannya kepada dokter. Jila latar belakangnya masalah-masalah social, maka bantuan yang dilakukan yaitu tentang bimbingan social. Bagitupun jika latar belakangnya masalah kegiatan belajar, maka bantuannya kepada guru/ahli yang bersangkutan dan pengajaran remedial.
  • Pemberian Bantuan/terapi, prosedur dari hasil penetapan pada langkah prognosa harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan serta diadakan pencatatan yang tepat.
  • Evaluasi/follow up, dapat menggunakan metode test, wawancara, analisis dokumentasi, atau observasi.

Jadi, apabila kita menjadi seorang konselor  maka kita dpat melakukan hal tersebut dalam menyelesaikan permasalahan tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa agar mereka dapat semangat belajar kembali dalam mencapai hasil yang ia harapkan sesuai dengan potensi mereka masing-masing.

Semoga bermanfaat :) 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun