Mohon tunggu...
Ivy Misty
Ivy Misty Mohon Tunggu... Mahasiswa -

"Writing is a hard business, but nothing makes you feel better" Ernest Hemingway

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Untukmu Ibu] Apa Arti Ibu Bagimu?

5 September 2014   18:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:32 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nomor 301-Eviana Misty

Kalau ditanya, “Sayang tidak pada ibumu?” Dijawab dengan mudah dengan, pastinya, “sayang dong.”

Kalau ditanya, “Seberapa besar cintamu pada ibu?” Jawabannya sekitar, “Sangat besar tentunya.”

Hampir semua orang (dan memang seharusnya) sayang pada ibunya. Mudah apabila jawabannya berupa ya atau tidak. Tapi bagaimana kalau pertanyaannya dibuat lebih sulit,

“Apa arti ibu bagimu?”

Jika ditanyakan pada orang yang berbeda-beda pasti banyak sekali variasi jawabannya. Akan ada berjuta-juta kata-kata indah dan manis hanya untuk menggambarkan ibu seorang. Mungkin dengan mengutarakan kenangan-kenangan masa lalu bersama ibu dan puisi-puisi hebat tentang ibu.

Iya, tapi apa? Tidak mudah kan menjawabnya? Jujur saja, aku sendiri merasa kesulitan  menjawabnya. Aku berpikir lama sekali sebelum mencoba menjawab. Mungkin sebelum melanjutkan membaca, coba kau turut juga mencari jawaban pertanyaan ini. Berpikirlah sejenak dan lanjutkan membaca ketika telah memiliki jawabannya.

Sudah? Kalau begitu berikut jawabanku. Ibu adalah orang yang melahirkanku. Ibu yang membesarkanku hingga aku telah dewasa seperti ini. Bila tidak ada ibu, aku pasti tidak ada di dunia. Mungkin adalah jawaban paling mudah karena memang paling nyata. Secara biologis aku memang lahir dari rahim ibuku. Ibuku yang menyediakan kecukupanku selama ini.

Hanya itu?

Ibu memberiku gizi dan makanan yang cukup sehingga membuatku pintar. Aku dapat menulis dengan kata-kata indah seperti ini dan mengerjakan persoalan-persoalan sulit lainnya. Aku bisa belajar di sekolah yang baik, aku bisa mendapat peringkat yang tinggi di sekolah. Ibu yang memuji aku apabila aku mendapat nilai yang tinggi dan menghiburku apabila nilaiku buruk.

Hmmm.. rasanya masih belum cukup.

Oh ya! Ibu juga menjadi sahabat bagiku. Ibu mendengar keluhanku. Ketika aku memiliki berita bahagia maupun berita buruk. Ibu duduk berdampingan bersamaku dan memberikan nasihat-nasihat bijaksana yang membangkitkan kembali percaya diriku.

Kedengarannya cukup baik.

Aku membaca ulang tulisanku dan mulai berpikir. Rasanya aku membuat kesalahan. Arti ibu bagiku yang seharusnya dijawab dengan arti (meaning), tetapi ternyata jawabanku lebih pada apa yang aku dapat (get) dari ibu. Aku dapat tumbuh; aku dapat belajar, kepintaran; aku dapat teman curhat yang tidak banyak protes. Nyatanya aku mungkin saja tumbuh dari orang lain selain ibuku. Aku juga belajar dan pintar karena guruku. Serta aku juga punya banyak teman curhat!

Lalu apa arti ibu bagimu? Aku ingin mendengar jawabanmu. Aku sadar bahwa aku terlalu banyak menuntut pada ibu. Tidak heran jawabanku hanya seputar apa yang aku dapat dari ibu bukan peran ibu itu sendiri. Aku berpikir ulang untuk merumuskan arti ibu bagiku. Kali ini aku akan berpikir lebih keras. Mungkin aku dapat membantumu.

Bagi seorang bayi yang baru lahir, ibu adalah segalanya. Aku sangat tergantung pada ibu. Ibu memenuhi segalanya bagiku. Dari ujung kepala hingga kaki ibu yang mengerjakannya. Aku menangis ketika ibu pergi dan tersenyum ketika tahu ia masih bersamaku. Aku mengenal kehangatan pertama kali dari ibu. Aku mengetahui bagaimana caranya mencintai dari ibu. Aku mulai bisa percaya dengan orang lain setelah aku belajar percaya pada ibu. As a child she was my world

Apakah kau juga mengalaminya?

Bagi seorang balita, ibu adalah teman bermainku. Aku mengajak ibu untuk main ini, main itu. Pergi jalan-jalan ke sini, jalan-jalan ke situ. Ahh.. Ibu menuruti semua keinginanku. Ibu membelikanku mainan yang lucu-lucu dan mengajakku ke tempat-tempat menarik yang tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya. Aku sering terjatuh dan sakit. Tetapi ibu selalu ada buatku. Ia merawatku, menungguiku ketika aku sakit. Bisa jadi ia tidak tidur semalaman karena mengkhawatirkanku. Di waktu ibuku berada, di situ juga aku akan berada.

Apakah kau juga mengalaminya?

Bagi seorang anak taman kanak-kanak, ibu tidak terpisah dariku. Ibu mengantarku ke sekolah, bernyanyi bersamaku. Ibu juga membawakan makan siang yang lezat bagiku. Aku memamerkannya pada teman-temanku betapa aku punya ibu yang hebat. Ibu mungkin tidak lagi bermain bersamaku tapi ibu selalu memperhatikanku bermain. Ibu melihat dari jendela rumah dengan senyum di wajahnya dan sedikit rasa khawatir di dadanya. Kalau-kalau aku terluka dan sedih. Waktuku kuhabiskan bersenang-senang dengan ibu.

Apakah kau juga mengalaminya?

Bagi seorang anak sekolah dasar, ibu guru keduaku. Ibu mengajariku perhitungan matematika yang sulit. Ibu mengerjakan pekerjaan rumah bersamaku. Aku bercerita pada ibu apabila ada teman yang menjahiliku. Tentu saja ibu selalu membelaku.

Apakah kau juga mengalaminya?

Bagi seorang anak sekolah menengah pertama, ibu terkadang membatasiku. Aku kan bukan lagi anak kecil! Boleh dong main ke sini, main ke sana. Pulang malam, jalan sama teman-teman dan menghabiskan uang di mall. Aku kan juga butuh waktu bersama teman-temanku.Aku jatuh cinta dan aku harus tampil cantik di depan dia. Aku mulai tertarik dengan laki-laki di kelasku. Aku tidak percaya diri, merasa tidak cukup cantik. Ibu mulai mengajariku berdandan. Tidak pernah absen mengatakan "kau adalah perempuan paling cantik." Jika aku gagal, ibu akan tetap membelaku dan memintaku untuk tidak menyerah. Tapi, aku mulai dimarahi ibu dan ibu mulai sedikit cerewet menurutku. Handphoneku sudah ketinggalan zaman. Temanku semua memilikinya dan aku juga harus punya! Aku menghabiskan uangku untuk membeli ini dan itu yang mungkin tidak kubutuhkan.

Apakah kau juga mengalaminya?

Bagi seorang anak sekolah menengah atas, pelajaran terlalu sulit untukku. Ibu juga tidak bisa banyak membantu. Sekolahku juga membuatku belajar dari pagi hingga sore hari, begitu seterusnya hingga aku lulus. Ya.. wajar saja kalau waktuku bersama ibu semakin berkurang. Mungkin ibu jadi temanku berbagi cerita. Tentang kisah-kisah lucuku di masa terakhir sekolah. Waktuku habis untuk belajar.

Apakah kau juga mengalaminya?

Aku seorang mahasiswa, waktuku kuhabiskan untuk kuliah. Mengerjakan tugas, paper, kuis, dan segala kesibukannya. Menjadikanku memiliki banyak alasan untuk tidak bersama ibu. Ibu terkadang berisik menyuruhku untuk makan atau tidur lebih awal. Ibu selalu mengkhawatirkanku tapi aku kan banyak kerjaan, stress. Aku butuh kebebasan.

Apakah kau juga mengalaminya?

Bagi seorang dewasa muda, ibu bagian dari keluargaku. Ya.. Mungkin hanya itu. Aku punya mimpi-mimpi yang besar. Aku punya tujuan hidup untuk dilaksanakan. Aku punya ambisi yang menggebu-gebu. Aku akan merintis karir dan membangun keluarga. Lihat bu! Aku sekarang bekerja dan dapat punya banyak uang. Ibu yaa.. Dukung aku sajalah. Waktuku habis untuk mengejar mimpiku.

Apakah kau juga mengalaminya?

Bagi seorang dewasa madya, ibu merawat anak-anakku. Hidup sudah terlalu sulit bagiku. Masalah ekonomi, belum lagi pasangan hidupku yang kadang suka mempermasalahkan hal sepele. Belum lagi aku harus merawatmu, bu. Anak-anakku sudah mulai besar dan aku mulai tidak punya waktu. Untung saja ada ibu yang bisa menjaga anak-anakku.

Apakah kau juga mengalaminya?

Hingga bagi seorang lansia, ibu tinggal kenangan bagiku. Waktuku tidak bisa kembali.

Kuharap kau tidak mengalaminya.

Bagaimana bila dibalik pertanyaannya, apa arti anak bagi seorang ibu? Kita akan mendapati jawaban sebagai berikut,

Bagi ibu seorang bayi yang baru lahir, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang balita, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang anak taman kanak-kanak, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang anak sekolah dasar, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang anak sekolah menengah pertama, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang anak sekolah menengah atas, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang mahasiswa, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang dewasa muda, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang dewasa madya, engkau segalanya bagiku.

Bagi ibu seorang lansia, masih, engkau akan selalu menjadi segalanya bagiku.

Betapa mudahnya seorang ibu menjawabnya. Juga sebaliknya betapa sulitnya kita menemukan jawaban itu.

Mengapa tidak kita ikuti saja, ibu segalanya bagiku. Berikan apa yang ibu berikan padaku walau mungkin tidak akan pernah bisa menyamainya. Mengasihi seperti ia mengasihiku walaupun tidak akan dapat setara dengan kasihnya.

Ternyata tidak perlu berpikir terlalu sulit untuk menemukan jawabannya. Karena memang mudah untuk menyayangi seorang ibu. Kepedulian dan waktu kerbersamaan dengannya mungkin telah cukup baginya.

Aku jadi teringat bahwa aku tidak pernah puas dengan apa yang ibu berikan bagiku. Tapi ibu begitu mudahnya puas hanya ketika keinginanku terpenuhi. Seperti seorang ibu yang dapat menyediakan sepiring penuh nasi bagi anak-anak dan suaminya namun memiliki hanya kurang dari setengah untuk dirinya. Aku bisa lelah, tetapi ibu pasti lebih lelah. Tidak pernah pengorbananku lebih besar dari apa yang telah ibu korbankan bagiku. Hingga aku sampai pada kesimpulan sebesar apapun arti ibu buatku, ibu selalu menganggapku lebih berarti baginya.

Akan tetapi dibalik itu, tidak ada ibu yang sempurna—sama seperti tidak ada manusia yang sempurna. Karena dunia ini nyata bukan dunia cerita. Mungkin banyak yang sedang bergumul. Ibu yang memukul anaknya, ibu yang menjual anaknya, ibu yang terpisah dengan anaknya. Namun, di satu tempat di dunia ini, seorang manusia pasti punya ibu. Dia bukan selalu yang melahirkanmu, tetapi dia yang selalu mengasihimu. Karena baginya, kasih itu menyembuhkan, bagi yang memberi dan yang menerima*. Tak heran ia selalu memberi. Terima kasih ibu.

Kasih ibu kepada beta (saya), tak terhingga sepanjang masa**.

Selamat hari ibu!

*Kutipan dari Dr. Karl Menninger (love is the cure. For the giving and the receiving)

*Penggalan lirik “Kasih Ibu” ciptaan SM Muchtar.


NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun