Mohon tunggu...
Muhammad Firdaus Saputra
Muhammad Firdaus Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 20. Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Tulislah apapun yang bisa kamu tulis, sebelum kamu berhenti mendengar, melihat, dan berbicara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Bahasa Gaul Hingga Menjadi Tren Kalangan Pemuda

4 Januari 2022   14:33 Diperbarui: 4 Januari 2022   15:48 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya populer sangatlah beragam. Mulai dari cara berpakaian, motif pakaian, kuliner, cara berbicara, gaya hidup, dan masih banyak lagi. Setiap budaya populer memiliki makna dan kenikmatan tersendiri dan berbeda beda bagi setiap orang. Tak selalu orang menyukai setiap budaya tersebut. Sebab selain budaya populer sebagai kenikmatan, budaya populer juga sebagai penjahat karena bisa merugikan beberapa pihak dan tidak ada manfaatnya.

Salah satu budaya populer yang terjadi di Indonesia adalah munculnya kata kata baru atau yang disebut dengan kata kata anak gaul. Saat ini banyak sekali bahasa gaul yang bertebaran di mana mana. Adanya media sosial membuat penyebaran kata kata gaul itu makin cepat. Bahkan beberapa orang dibuat bingung dengan kata kata gaul. Karena banyak sekali jenis kata kata gaul ini, mulai dari singkatan, kata yang dibalik, hingga kata baru.

Kalau kamu ketahui, bahasa gaul adalah bagian dari keberagaman bahasa Indonesia nonstandar yang biasa digunakan pada tahun 1980-an hingga saat ini menggantikan bahasa prokem yang lebih lazim digunakan pada tahun-tahun sebelumnya (Nanik 2014). Pada awalnya bahasa gaul ini diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambil kata-kata yang diucapkan atau dilontarkan oleh waria ataupun masyarakat pinggir lainnya. 

Bahasa gaul ini juga disebut sebagai bahasa musiman dikarenakan tidak bertahan laman atau habis pada periode tertentu. Karena bahasa tersebut tidak lagi menjadi tren pada masa itu dan akan muncul bahasa atau kata baru yang sedang tren pada masa itu pula. Menurut Kridalaksana (2008:28) bahasa gaul ditandai oleh kata kata Indonesia atau kata dialek yang dipotong dua fonem nya yang paling akhir kemudian diselipi bentuk -ok- di depan fonem terakhir yang tersisa. Contohnya ialah kata bapak dipotong menjadi bap kemudian di tambahkan -ok- menjadi bokap.

Tujuan adanya bahasa gaul itu sendiri turut beragam. Ada yang menggunakannya sebagai isyarat, artinya yaitu bahasa gaul menjadi bahasa sandi bagi kalangan tertentu yang hanya dapat dipahami oleh mereka-mereka saja, hal itu dilakukan agar kalimat yang disampaikan tidak diketahui oleh banyak orang. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsono dan Partana, 2002:150). Adapun yang menggunakannya untuk terlihat unik, berbeda, dan lainnya. 

Adanya bahasa gaul ini juga merupakan bentuk ungkapan ekspresi melewati kata kata gaul tersebut. Sarana komunikasi diperlukan oleh kaum remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakan. Lumintaintang (1998:59) mengatakan bahwa "Data bahasa Indonesia lisan fungsional juga memperlihatkan adanya pemakaian yang dipengaruhi oleh unsur bahasa asing", seperti; penggunaan kata OTW (On The Way) 'di jalan' atau 'dalam perjalanan', hang out 'jalan-jalan', OMG (Oh My God) 'Ya Tuhan'. Orang-orang merasa jika menggunakan bahasa gaul atau kata bahasa asing di dalam percakapannya akan terlihat keren dan bergengsi.

Percakapan menggunakan Bahasa Gaul

Nah bahasa mempunyai peran yang begitu penting dalam kehidupan manusia sehari-hari lho. Hal ini dikarenakan orang pastinya akan sulit berkomunikasi jika tanpa bahasa. Maka dari itu, dengan adanya bahas ini lah komunikasi dapat berjalan dengan baik, mudah, lancar, dan praktis. Prayitno (2004:137) mengatakan bahwa sebuah komunikasi akan dikatakan efektif apabila setiap penutur menguasai perbedaan ragam bahasa. Itu artinya dengan beragam nya bahasa atau banyaknya kata-kata maka orang akan semakin mudah memahami kata-kata atau bahasa tersebut dan lebih cepat melekat pada pikirannya. Menarik bukan?

Contoh bahasa gaul yang merupakan singkatan adalah Baper (Bawa Perasaan). Menurut saya kata Baper digunakan ketika seseorang menggunakan perasaan ataupun emosinya dalam menanggapi atau pun merespon sebuah peristiwa yang baru saja dilihat. Contoh bahasa gaul yang dibalik adalah woles (Selow), kata ini diadopsi dara bahasa Inggris yaitu slow, kemudian dibalik menjadi wols dan dipermudah cara membacanya menjadi woles. Menurut saya kata ini digunakan untuk tidak terlalu terburu buru dan santai saja. Contoh kata gaul baru adalah Peres yang merujuk pada sebuah kepalsuan atau kebohongan yang dilakukan oleh seseorang. Seseorang akan dikatakan peres apabila melakukan kebohongan.

Perkembangan bahasa gaul tidaklah dapat kita kontrol. Terutama pada perkembangan era saat ini. Karena bahasa gaul itu sendiri tidak memiliki rumusan tertentu, berbeda dengan bahasa gaul yang sejak ada dari dahulu yang memiliki rumus tertentu dalam pembentukan kata kata nya. Sebab bahasa asing juga mempengaruhi pembentukan kata kata gaul tersebut. Bisa berupa bahasa asing tersebut, plesetan bahasa asing tersebut, gabungan bahasa asing dengan Indonesia dan masih banyak lagi rumus yang tidak tetap. Pembentukan kata tersebut memiliki makna yang sangat beragam dan juga tergantung dari kreativitas sang pembuat dan pemaikai bahasa tersebut.

Nanik (2014) menyimpulkan beberapa istilah dalam bahasa gaul saat ini cenderung ke arah yang tidak beraturan atau dengan menyingkat kata. Beberapa kata yang berasal dari bahasa prokem adalah lo ''anda'' atau ''kamu'', gue ''saya'', ogut ''saya'', bokap ''ayah'', nyokap ''ibu'', emang beneran ''benarkah?'', nggak ''tidak'', bodo ''tidak perduli'', gebleg lo ''bodoh'', asrokam ''asrama'', bedak mayat ''morfin'', ca'em ''cantik/cakep'', doku ''uang'', hombreng ''lesbian'', jiper ''takut/ngeri'', kece ''keren'', katro ''norak/kampungan'', nepsong ''nafsu'', nilep ''mencuri'', pa'ul ''tolol/ sinting'', resek ''bertingkah/ over'', semok ''seksi'', dan lain sebagainya. 

Selain itu, bahasa gaul pun memiliki beberapa imbuhan dan partikel yang kini telah menjadi bagian dari bahasa Indonesia dan sering digunakan, seperti: deh/dah, dong, sih, nih, tuh, kok, kan, dan yah. Fenomena lainnya adalah bahasa gaul yang kerap digunakan dalam media sosial maupun percakapan sehari-hari. Pergeseran struktur kata yang terjadi pada masa sekarang dan dilakukan oleh banyak kalangan membentuk munculnya kosakata baru yang meminggirkan keformalan dalam berbahasa. 

Contohnya yaitu kata serius berubah menjadi ciyus, kata beneran berubah menjadi enelan, dan kata-kata lain yang sebenarnya menirukan pelafan dari seorang balita yang belum fasih dalam melakukan ujaran. Bahasa alay dapat dikategorikan sebagai ragam bahasa lisan. Berikut ini contoh perubahan dalam tulisan: cemungudh ''semangat'', akuwh "aku", kamoh "kamu", cyank "sayang", luthu "lucu", muuph "maaf", yuks "yuk", dech "deh", nich "nih", owkayh "oke", binun "bingung", macama "sama-sama".

Sebenarnya dengan munculnya beragam bahasa gaul pada kalangan remaja tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Sebab hal tersebut tidak menjadi ancaman yang terlalu serius bagi penggunaan bahasa Indonesia. Karena bahasa gaul tersebut akan tumbuh beriringan dengan perkembangan usia remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun