Mohon tunggu...
Arfan Arifuddin
Arfan Arifuddin Mohon Tunggu... Tutor - Wiraswasta

Saya Arfan Arifuddin berprofesi sebagai pengajar OSN/KSM dan juga sebagai konten kreator juga penulis freelancer pemain gitar. Hobi baca buku, traveling, musik, penelitian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Baharuddin Jusuf Habibie

7 Juli 2023   15:02 Diperbarui: 7 Juli 2023   15:03 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langkah yang lincah tak ada ragu pastinya

Dengan senyum selalu engkau menyapa

Sejak dulu sudah dikenal karena kepiawaiannya

Merantau belajar jauh sampai ke negeri lain benua

            Engkau kembali ke tanah lahirmu segera

            Memenuhi panggilan seorang pemilik singgasana

            Engkau sudah mengenal dia sejak masih belia

            Sehingga dia sangat ingin berjumpa walaupun tergesa

Kedatanganmu ternyata telah disambut sebuah peristiwa

Sesama saudara saling beradu raga karena sesuatu yg entah kemana

Hatimu bertanya akan apa yang terjadi dengan semua saudara

Silang sengketa apa gerangan adanya hingga seperti ini jadinya

            Banyak yang engkau persembahkan untuk bangsa bahkan dunia

            Namamu harum tercantum jelas di wajah jagat raya

            Karya abadimu menerbangkan impian dikenang sepanjang masa

            Jadikan dirimu dikenal ilmuwan cerdas dari timur nusantara

Ketika karyamu terlihat terbang di udara membahana

Suatu kekaguman terbersit di sanubari anak bangsa

Memutus keraguan seorang anak manusia yang tiada nama

Menjadi manusia besar nan cerah membahana kemana-mana

Semua itu karena titah Saang Ilahi yang Percaya

Ditemani belahan jiwa dari bukan siapa-siapa hingga ke singgasana

Walaupun Cuma sedetik bertahta sementara di sana

Tapi begitu dipuja oleh semua yang mengenalnya

            Ketika belahan jiwa berpisah denganmu untuk selamanya

            Begitu dalam perih yang terasa sesakkan dada

            Mengingat kenangan berdua sepanjang bahtera

            Temui badai tetap bertahan berdua menuai petuah

Setelah sekian lama engkau sepi hidup di alam dunia

Engkau pun pergi selamanya menghadap sang Pencipta

Bertabur duka berurai air mata bagi semua

Kini menjadi doa penghantar dirimu di tempat abadi bersamanya

            Aku hanya bisa melihat sambil berdoa

            Memanjatkan ampun kepada Sang Pencipta

            Kini telah pergi putera dari timur nusantara

            Tinggalkan karya menjadi cerita untuk anak cucu kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun