Mohon tunggu...
mister petruk
mister petruk Mohon Tunggu... -

Sebuah semboyan yang tentunya patut kita teladani dari tokoh punokawan Raden Mas Petruk Bamabang Panyukilan, dibalik bentuk tubuhnya yang lucu dan selalu di remehkan orang teryata punya sifat yang patut kita tiru. "SEMPRONG BOLONG ALU BUNTET'' Semprong bolong, biasa di artikan sebagai seorang yang dermawan suka membantu sesama tanpa pamrih, tentunya membantu dalam hal yang bersifat positif. Buntu alu / alu buntet, biasa di artikan orang yang pandai menyimpan rahasia juga bisa di artikan bukan orang yang "Tumbak Cucukan" (bukan orang yang suka mengadu domba dengan menyebarkan aib orang lain).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You Listen to Me??

2 Agustus 2012   14:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa begitu mudah kau ucapkan selamat tinggal kepadaku? Apakah rasa sayang yg kau pelihara untukku sudah hilang? Adakah yang mencuri rasa sayangmu itu? Kesalahanku kah pelakunya?

MUAK! Itulah jawaban yang mungkin akan kau lontarkan kepadaku.

Mungkin bagimu mengucapkan selamat tinggal itu sangat mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Tanpa kau ingat aku adalah wanita. Tanpa kau ingat bahwa aku juga dianugerahi Tuhan 'sesuatu' yang tentunya kamu juga punya. PERASAAN. Tidakkah kau ingat bahwa perasaanku juga bisa hancur bahkan MATI sewaktu-waktu?

Tolong, jangan katakan selamat tinggal jika kau benar-benar mencintaiku. Salahkah aku jika aku ingin memelihara perasaan ini selamanya? Salahkah jika aku senantiasa menjaga hatiku untukmu? Salahkah jika aku ingin bersamamu sampai nafas terakhirku?

Mengertilah sayang...

Inilah aku..

Aku yang senantiasa mencintaimu..

Aku yang tidak ingin mendengar ucapan selamat tinggal darimu..

dan inilah aku....

yang senantiasa ingin kau dengarkan :')

tertanda,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun