Bagaimana saya bisa mencapai simpulan itu?
Saya temukan karena saya melihat banyak film dan telenovela yang saya lihat dan dari semua tontonan itu, saya menyimpulkan bahwa cinta itu penting.
Tapi benarkan simpulan yang diambil dari tayangan seperti ini?
Bukankah tayangan ini hanyalah sebuah hiburan, yang dibuat untuk membuat  penontonnya tetap berada di depan layar.
Jadi pembuat film akan melakukan hal yang bisa membuat penonton lengket ke kursinya. Bukan menyajikan data riil yang terjadi dalam kehidupan.
Dari pemikiran ini, saya merasa ide "Cinta dibutuhkan dalam pernikahan" adalah simpulan yang sangat dini, bahkan bisa dibilang tanpa pondasi yang kuat.
Bagaimana dengan pernikahan jaman dulu?
Saya ingat Ibu kos saya yang sudah berusia 56 pernah bercerita, bagaimana dia menikah di usia belasan tahun, dengan pemuda yang saat itu sudah termasuk tua, 23 tahun.
"Awalnya ak ngga tahu suamiku mas, nggak seneng, ngga ada rasa apa - apa.
Tapi pas dia gendong aku ke lewat hutan, karena ak ngga kuat jalan, ak mulai suka. Terus keterusan deh sampai sekarang. Ini rasanya kayak temen, terus deket, kalau jauh rasanya ada yang kurang."
Ini data yang menarik.
Awalnya tidak ada rasa.
Kemudian rasa itu baru bertumbuh setelah suaminya melakukan kewajibannya, menjaga istri.
Dan setelah sekian puluh tahun, mereka menjadi menikmati kehadiran masing- masing, bahkan merasa kekurangan jika tidak ada pasangannya.
Bukankah ini yang kita inginkan?
Merasa semakin dekat saat waktu kian bertambah?
OK, kalau ini menjadi road map yang bagus untuk pernikahan, apakah ini berarti merasa cinta pada awal pacaran adalah hal yang buruk?
Saya pribadi merasa ini bukan hal yang buruk, tapi ini bukan hal yang utama, saya merasa perasaan ini justru memburamkan penilaian kita.