Beberapa orang berpendapat bahwa dalam pernikahan idealnya kedua belah pihak merasa bahagia. Saya membahagiakan pasangan, dan pasangan membahagiakan saya. Kalau saya sudah mati matian membahagiakan pasangan dan pasangan tidak membahagiakan saya, maka itu saatnya saya meninggalkan pernikahan. Karena hidup hanya sekali dan kebahagiaan adalah hal yang utama dalam kehidupan.
Pengorbanan abadi.
Beberapa orang mengikuti filosofi ini. Bahwa hidup adalah pengorbanan. Kalau perlu seumur hidup menderita asal sesuai dengan nilai yang diyakini, tidak apa - apa. Toh saya memiliki kehidupan lagi setelah kehidupan ini.
Saya tidak tahu mana yang benar. Tapi saya bisa merasakan kedua pandangan tersebut memiliki nilai kebenaran pada tempatnya masing masing.
Kebahagiaan, seperti sebuah indikator dalam kendaraan, yang menyala saat kendaraan kita sudah hampir habis bahan bakarnya.
Saat kita melihat ke belakang dan kita tidak bisa mengatakan kalau pernikahan kita bahagia, maka itu adalah sebuah tanda bahwa ada yang tidak beres dalam pernikahan kita.
Dan kita perlu memperbaikinya. Akan sangat baik kita bisa memperbaiki masalah dalam pernikahan bersama pasangan kita. Jika tidak bisa maka itu saatnya anda mengatkan kepada pasangananda bahwa pernikahan anda dalam bahaya, bahwa anda bisa kehilangan perasaan anda, jika hal ini tidak di selesaikan bersama.
Biasanya laki-laki membutuhkan teguran seperti ini untuk sadar. Kami laki- laki cenderung melupakan masalah yang ada, saat kami masih bersama pasangan. Sementara bagi pasangan (perempuan) selama masalah belum di bicarakan sampai tuntas, maka masalah itu tetap ada meskipun masih bersama sama dengan pasangan.
Dan saat pasangan dalam masa penyelesaian masalah ini lah filosofi pengorbanan diri diperlukan. Dimana kita berjuang untuk pasangan kita, dimana kita mendorong pasangan kita, memberikan semangat, berdoa dan bersehati menyerang masalah yang ada bersama sama.
Sampai kapan?
Hal ini tergantung pada apa yang anda yakini.
Apakah anda meyakini bahwa kehidupan ini hanya saat ini saja?
Apakah anda meyakini ada kehidupan setelah kehidupan ini?
Apakah kehidupan ini yang terpenting adalah kebahagiaan?
Apakah kehidupan ini yang terpenting adalah pembentukan karakter?
Pada akhirnya pertanyaannya bergantung pada:
Apakah anda yakin Tuhan itu ada?
Apakah anda yakin bahwa Tuhan baik?
Apakah anda yakin bahwa kehidupan anda ada di tangan Tuhan?
Saya akan tutup dengan dua cerita:
Saya melihat pernikahan dimana istri menderita sampai meninggalnya. Mengorbankan kebahagiaan dirinya demi mengejar kehidupan setelah kehidupan ini. Dan suaminya yang kasar kemudian menikah lagi dan menikmati uang pensiun istrinya dengan istri baru.
Saya melihat pernikahan di mana istri setia bersama suami yang kasar dan tidak bertanggungjawab. Sampai suaminya meninggal dan Ibu ini tetap setia pada nilai yang diyakininya dan sampai saat ini saya melihat beliau masih menghidupi imannya dan menjadi berkat bagi orang lain.