Mohon tunggu...
Nuel
Nuel Mohon Tunggu... Guru - Nuel

Nuel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Aktif Konstruktif

31 Agustus 2012   09:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:05 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuka file-file lama materi tugas akhir, ternyata saya menemukan banyak dokumen yang mungkin akan bisa berguna bagi rekan-rekan guru. Untuk itu dalam waktu-waktu kedepan saya akan mengunggah resume file-file yang sebagian besar didapatkan melalui International Academy of Education dengan alamat situs di www.curtin.edu.au/curtin/dept/smec/iae.

Selamat membaca.

Pembelajaran memerlukan keterlibatan aktif dan konstruktif dari murid.

Artikel pertama ini jelas bukan barang baru bagi pendidikan Indonesia, masih teringat dalam dunia pendidikan kita adanya istilah PAKEM, di mana a merupakan istilah untuk aktif, tapi sengaja saya cantumkan artikel ini, untuk menyegarkan kembali pemahaman kita.

Stella Vosniadou (penulis edisi How Children Learn) menyatakan bahwa proses pembelajaran di sekolah mensyaratkan murid untuk melakukan berbagai aktivitas kognitif seperti memperhatikan, memahami, mengingat dll. Oleh karena itulah keterlibatan aktif secara mental bukan hanya fisik murid mutlak diperlukan untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal inilah keefektifan peran guru diuji. Guru harus membantu murid untuk aktif dengan tetap mengacu pada minat alami murid-muridakan eksplorasi dan pemahaman serta penguasaan hal-hal yang baru bagi murid. Kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan pembelajran yang mendukung minat alami menjadi bagian yang penting dalam proses pembelajran ini.

Usaha menciptakan lingkungan pembelajran yang menarik dan menantang bagi murid menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Dalam artikelnya Stella memberikan beberapa saran yang bisa digunakan guru dalam usahanya menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan menantang bagi murid.

·Hindari situasi dimana murid menjadi pendengar pasif dalam waktu yang lama.

·Libatkan murid dalam aktivitas seperti percobaan, pengamatan,proyek dll.

·Dorong partisipasi dalam diskusi kelas dan aktivitas kolaborasi lainnya.

·Susun acara kunjungan sekolah ke museum dan tempat-tempat yang menampilkan perkembangan teknologi.

·Ijinkan murid membuat keputusan mengenai apa yang akan dipelajari dan bagaimana akan mempelajari hal tersebut. Guru bisa memberikan beberapa alternatif pembelajaran dimana semua alternatif pembelajaran tersebut memang akan dipelajarai oleh murid. Di sini guru memberikan kepada murid bukan hanya wewenang keputusan tetapi guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertangung jawab dan mengenal konsekuensi atas setiap pilihan yang mereka ambil.

·Bantu murid dalam menciptakan tujuan pembelajaran yang konsisten dengan minat dan cita-cita mereka. Bagian ini mengingatkan kita akan kata motivasi dan kontekstual.

Jika bisa disimpulkan dalam artikel ini yang ingin disampaikan adalah bagaimana caranya agar murid bisa hadir 100% bukan hanya fisik tetapi juga secara mental, berbekal minat alami murid. Dengan kehadiran murid 100% secara fisik dan mental maka proses pembelajran yang mutlak memerlukan kegiatan kognitif akan bisa dilaksanakan.

Dalam menulis artikel ini Stella menggunakan beberapa referensi sebagai berikut: Elmore,Peterson &McCarthy,1996;Piaget, 1978; Scardamalia&Bereiter,1991.



NB: artikel ini juga dapat ditemukan di sini


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun