Tidak ada perlawanan lebih lanjut dari kubu Tuban setelah pertunjukan dahsyat dari Empu Nil. Kemudian Empu Sambara menyilakan Giras untuk kembali ke balai desa, sementara kuda-kuda diambil alih oleh para anggota Pagar Desa. Hanya sebatas itulah pengamanan yang dilakukan Empu Sambara, dan sudah sesuai dengan kehendak Kepala Desa. Walau bagaimanapun, Giras dan para prajuritnya adalah tamu, dan bukan sembarang tamu. Mereka adalah tamu agung. Sudah sepatutnya mereka dimuliakan terlepas dari tindak tanduk mereka. Bahkan senjata para prajurit Tuban tidak dilucuti demi menjaga harga diri mereka.
"Regep!" panggil Empu Sambara setelah keadaan terkendali. Yang dipanggil menjawab dan mendekat. "Apa Pagar Desa di Pasir Putih sudah mengambil langkah-langkah penanggulangan?"
"Saya yakin sudah, Empu. Ada Sutasoma datang bersama beberapa kawan."
"Baguslah kalau begitu. Kita percayakan saja semua pada Sutasoma." Tampak benar kelegaan Empu Sambara.
Lain Empu Sambara, lain pula Giras. Sekilas, tanpa diketahui orang-orang, matanya menajam ketika mendengar nama Sutasoma disebut, lalu kembali seperti sedia kala.
Andai kata ada orang yang melihat perubahan resam tubuh Giras, tentu orang akan mengerti makna dibalik perubahan yang didorong oleh naluri itu.
...
________
Naga Angin 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H