Mohon tunggu...
Anggie Harygustia
Anggie Harygustia Mohon Tunggu... -

photo-video journalism | entrepreneur | positive thinker | love chocolate | vespa-maniac

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Haji Mandiri vs KBIH

26 Agustus 2015   17:57 Diperbarui: 26 Agustus 2015   18:44 9840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai contoh pengalaman kami tahun 2010 Batasan biaya tahun 2010 adalah Rp 25 juta (harga bisa berubah). 

Ada dua pilihan: agan akan 'nabung' secara berkala hingga terpenuhi angka 25 juta tersebut; nabungnya boleh dicicil selama bertahun-tahun, atau langsung setor tunai 25 juta. 

Misalkan di tahun 2015 ini Agan langsung setor 25 juta nya, maka Agan langsung masuk antrian haji reguler: menunggu 8-15 tahun sebelum berangkat naek haji. Berarti perkiraan berangkat ya 2015 ditambah 15 tahun (waktu menunggu maksimal), sehingga agan insya Allah berangkat 2030.

Kalau misalkan Agan buka rekening tahun 2015, lalu mencicil-cicil sehingga lunas nya misalkan baru pas tahun 2030, maka Agan baru masuk antrian di tahun 2030, dan Agan berangkat lima belas tahun setelah 2030, yakni tahun 2045.

Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji selanjutnya disingkat KBIH:

Tinggal setor sejumlah uang ke KBIH. Sisanya mereka yang urus. 'Uang' di sini adalah: uang pokok untuk mengantri porsi haji + uang service untuk KBIH.

Lalu, setelah 8-15 tahun kemudian, apakah ada biaya tambahan selain Rp 25 jt yang sudah kita setor sedari awal?

Mandiri: 

Ada. 

Misalkan nih, total biaya haji tahun 2010 adalah Rp 37 juta. Saya tahun 2010 hanya setor 25 juta. Lalu tahun 2014 saya ditanya oleh pihak bank apakah mau melunasi sisanya atau tidak. 

Saat itu alhamdulillah saya bisa melunasi nya hingga terpenuhi 37 juta. Setelah lunas, maka saya-pun lanjut ke proses selanjutnya: bikin paspor, urus visa, manasik haji, dll. 

Jika saat pelunasan kita tidak ada biaya, maka kepergian kita diundur setahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun