Mohon tunggu...
kinanthi hadisiswoyo
kinanthi hadisiswoyo Mohon Tunggu... -

public health expertise, traveler, writer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengintip Air Terjun Perawan di Kabupaten Semarang

6 Januari 2015   04:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:44 5004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa mengira bahwa masih ada air terjun perawan di Kabupaten Semarang? Sebagian besar orang mungkin mengenal Air Terjun Semirang di Ungaran, karena memang destinasi tersebut sudah cukup populer di kalangan pecinta wisata alam. Namun pernahkah Anda mendengar tentang Curug Benawa dan Curug Lawe?

Ya, dua curug (air terjun) yang letaknya berdekatan itulah yang akan saya perkenalkan lebih dekat. Lokasinya tidak jauh dari Kota Semarang. Tepatnya di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Utara, Kabupaten Semarang. Area yang menjadi lokasi kedua curug ini memang masih belum lama dibuka untuk umum. Keindahan pesona destinasi ini mulai tersebar dari mulut ke mulut hingga terdengar oleh tim salah satu program wisata stasiun televisi nasional.

Setelah berjalan beberapa lama dari pintu masuk, Anda akan menemui jembatan tua yang diberi nama “Jembatan Romantis”. Entah kenapa diberi nama Jembatan Romantis. Mungkin kalau mereka yang datang ke sini adalah pasanga, bisa romantis-romantisan di jembatan ini.

14204690121032669921
14204690121032669921

Perjalanan berlanjut hingga bertemu jalan bercabang, ke kiri menuju Curug Benawa dan ke kanan menuju Curug Lawe. Saya memilih Curug Benawa sebagai tujuan pertama. Dibutuhkan waktu trekking sekitar 1,5-2 jam untuk mencapai Curug Benawa. Sepanjang trekking, ada sajian alam yang sangat mempesona. Barisan pohon besar yang memenuhi hutan, sungai-sungai kecil dengan air yang sangat jernih lengkap dengan gemericik aliran airnya, sempurna berpadu dengan kicauan burung-burung dan suara binatang-binatang kecil penghuni hutan. Menyenangkan dan menenangkan. Pas untuk menyegarkan diri setelah penat dengan segala kesibukan.

Untuk mencapai Curug Benawa, dibutuhkan fisik yang kuat karena medan trekking yang cukup menguras tenaga. Kombinasi jalan tanjakan-turunan, melintasi batu-batu besar, melintasi akar-akar pohon yang besar, membuat kita harus hati-hati agar tidak jatuh atau terpeleset. Bagi traveler pecinta adventure, rasanya akan tertantang untuk menaklukkan medan di sini.

142046910350234525
142046910350234525

Rasa lelah sepanjang perjalanan terbayar ketika mendekati Curug Benawa. Mata ini sudah bisa mengintip cantiknya air terjun perawan yang pertama. Disebut Curug Benawa karena berasal dari kata “Dawa” (panjang-Ind), karena memang penampakan air terjun ini yang tinggi. Rasanya segar menikmati sejuknya air di Curug Benawa. Cukup untuk menghilangkan rasa lelah karena menaklukkan medan sepanjang perjalanan.

14204692791024993597
14204692791024993597

Puas dengan Curug Benawa, saya melanjutkan perjalanan saya menuju Curug Lawe. Rekan perjalanan saya, @yyudhaprawira, sudah lebih dulu mengunjungi dua curug ini. Maka, giliran dia menjadi pemandu perjalanan saya. Yudha mengajak saya melintasi unofficial track menuju Curug Lawe. Unofficial track ini adalah memotong jalur dengan cara melintasi bukit yang ada di antara Curug Benawa dan Curug Lawe. Kalau kami memilih official track, akan membutuhkan lebih banyak waktu karena kami harus kembali ke jalan bercabang dan berjalan menuju jalur ke Curug Lawe. Maka, jadilah kami harus berjuang lagi melewati medan unofficial track. Rasanya benar-benar seperti penjelajah alam. Mata ini tidak pernah berhenti memandangi suasana alam yang dominan hijau segar. Telinga ini tidak pernah bosan menikmati irama riak air sungai yang mengundang untuk bermain di dalamnya. Suasana masih alami karena belum banyak tersentuh masyarakat ataupun pengelola, masih belum banyak perubahan yang ditambahkan. Belum ada jembatan atau jalan beton yang dibuat sehingga kita benar-benar terasa seperti kembali ke alam. Itulah mengapa saya menyebut kedua air terjun ini air terjun perawan, karena memang suasananya terasa masih sangat alami.

Akhirnya, touchdown Curug Lawe. Dinamakan Curug Lawe karena berasal dari kata “Selawe” (dua puluh lima-Ind). Konon katanya, air terjun di sini, baik yang besar maupun kecil, semuanya berjumlah 25. Penampakan Curug Lawe ini hampir mirip dengan air terjun Madakaripura di Probolinggo. Berada di lengkungan yang dikelilingi bukit-bukit, nampak seperti air yang mengalir ke dalam mangkok, hanya tidak sederas Madakaripura. Meskipun begitu, Curug Lawe tetap memiliki pesonanya sendiri. Jika kita berkunjung bukan pada hari libur, air terjun ini akan terasa begitu eksklusif untuk kita karena tidak banyak orang yang datang. Rasanya puas mengagumi kecantikan Curug Lawe dengan suasana yang tenang. Perjalanan pulang, saya menutup petualangan saya dengan menikmati suguhan alam dari Jembatan Romantis. Nampak pucuk-pucuk pohonberpadu dengan kabut yang mulai turun. Terlihat eksotis sekaligus mistis.

1420469407800686734
1420469407800686734

14204694851865654250
14204694851865654250

14204695622061982032
14204695622061982032

Saya percaya, dengan pesona yang dimiliki oleh sepasang air terjun perawan ini menjadi potensi yang besar untuk destinasi ini semakin dikembangkan. Hal yang saya harapkan adalah, keperawanan sepasang air terjun ini bisa tetap terjaga, terutama dari sampah-sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung. Rasanya tidak pantas menodai kecantikan alam di sini dengan keegoisan kita yang tidak mau menjaga alam.

Ini cara saya menikmati Indonesia, bagaimana cara Anda?

http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun