Dua ditambah dua, ibarat garam dituangi gula, jadi gurih rasanya....
Â
"Hi hi  hi," Elis tertawa kecil membaca guratan pendek dari pujaan hatinya. Dua dunia rupanya sedang hijrah dihatinya yang sudah terlalu lama menjadi sansak bagi rindu dendam sepanjang hari-harinya.
"Hei Lis, kenapa kau tertawa-tawa?" tiba-tiba emak datang menghampiri Elis
"Eh emak, enggak pa pa mak, eh aku mandi dulu ya?"
"Hah? Tumben?"Â
***
Tok tok tok
"Permisi"
"Eh iya iya, sebentar...."
Emak berlari kecil menuju ruang tamu yang jaraknya lumayan jauh dari kamar Elis. Hatinya mendadak bertanya-tanya, Tumben ada tamu. Namun langkah kakinya seperti tak mau berhenti untuk sekedar berpikir, siapa, mengapa, kenapa, tak biasanya ada tamu.
Kriet... pintu dibuka,
"Sore bu," sapa seorang gadis cantik manis berkulit coklat dari balik pintu sambil memburu tangan emak untuk diciumnya, emak terkejut.
"So so re, aduh duh, jangan non, emak tangan emak kotor"
"Ananda siapa? Eh anu maaf hendak cari siapa? Atau jangan-jangan salah rumah?"
"Sa.. saya Ani bu"Â
"Eh?" emak jatuh pingsan saking heran dan rasa tumben-nya.
***
"Kamu tega banget Lis!" Tante kokom menunjuk-nunjuk Wajah Elis penuh amarah, Elis hanya bisa menundukkan wajahnya, diam seribu bahasa. Imajinya akan dua dunia yang segera bersatu menjadi dunia baru koyak sudah. Dua pilihan yang sulit kini terhidang di hadapannya, memilih emak hidup atau meninggalkan emak dan mengikuti kata hatinya.
"Kamu gak waras Lis!" lirih bisik om Encep menyadarkannya dari lamunan galau yang muncul sesaat. Di depannya terbaring emaknya yang baru siuman.
"Ah emak, aku..," Elis bergumam sedih melihat kedua bola mata emak yanggundah melihat langit-langit kamar, ke kiri, ke kanan, terpejam sebentar, terbuka lagi, lalu mengeluarkan air mata.
"Elis, Lis kamu di mana?" Emak bertanya lirih. Tante Kokom dan om Encep sibuk membuat kode agar Elis menjawab bahwa ia sedang meramu obat-obatan tradisional buat emak. Elis mencoba membuka mulut dengan susah payah, air matanya mengalir deras, katanya,
"Ah emak, aku.. aku mencintainya mak..."
"Siapa sayang?" rupanya emak agak kehilangan ingatan akan kejadian beberapa saat yang lalu.
"Ani mak, Ani, Elis sayang Ani mak..."
.
.
dan dua dunia pun menjadi sunyi
sesaat setelah sembilu menusuk kuat ke dalam hati
Adakah kebenaran dari kami?
.
dan dua dunia pun menjadi satu
sesaat setelah banyak batu terlempar kejam pada hari itu
Apakah aku boleh oh ibu?
.
.
catatan:
sansak= benda untuk latihan tendangan/pukulan, biasanya berbentuk seperti guling yang digantung
tumben = tidak biasanya
dini hari, 29 Juli 2024
miss sukarti dimejo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI