"Tapi Han?"
"Huh!"
"Han? Please..."
Srek srek srek langkah kaki Pat berat menuju pintu keluar. Di batas pandang cakrawala tak terlihat oranye cerah, hanya sebuah garis tegas melintang, seperti dua laksa kalimat yang selalu terngiang-ngiang di telinga kirinya,
"Aku ra kenal kowe"
"Aku ra kenal kowe"
"Tapi Han?" Tak sadar Pat mengucap tanya lewat lisannya yang disambut dengan gemuruh tepuk tangan para pemujanya,
"Bravo!"
"Bravo! Amen!"
"Ah? Aduh, maaf saudara-saudariku semua yang terkasih, saya tadi terlena dalam bayangan kejadian kemarin. Ada yang tahu kenapa? Ya ya, kemari, mari maju dan beri kesaksian, mari, saya hantar Anda, beri Amen, beri amen!"