"Dasar laki-laki! Kau selingkuh ya?"
"Apa?"
"Masih tanya juga, aseemmmm!"
Brakkk....
***
Duh Gusti, apa salahku? Hari masih gelap, ayam pun belum berkokok tapi kok sudah dikasih sarapan makian, keluh Parto sambil memegang keningnya yang berkerut-kerut. Diusapnya keringat dingin sebesar biji jagung satu persatu, namun tes tes tes, menetes terus seperti tak mau berhenti.
"Ti, Sur, kau kemana?" teriaknya setengah kencang.
Tak ada sahutan, hanya lirih suara angin dini hari yang membalas teriakannya. Lagi-lagi ia mengeluh, Duh Gusti salah hamba apa? Tak ada nak, tak ada yang salah, hanya saja... coba tengoh ranjangmu itu. Parto seperti mendengar bisikan yang menjawab tanyanya, saat melihat dua ekor cicak di pojok atas kamar.
"Ranjang? Kasur maksudnya?" tanyanya kepada cicak
Dua ekor cicak hanya saling melihat satu sama lain sambil berkata,