Rumah yang tampak gelap tanpa penerang, terbaring seorang perempuan renta. Dia duduk dengan tenang tak gelisah sedikit pun matanya yang nanar sesekali memandang jendela dekat dengan dia duduk.Â
"kenapa Rudi lama sekali datangnya?" tanyanya.
Lalu dia berdiri untuk mendekati pintu, kakinya tanpa sengaja menendang bangku terdekat nya. Dia meringis kesakitan namun, tetap mendekati pintu untuk keluar. Begitu dia membuka pintu, seseorang sudah berada di depannya. Matanya melotot seakan-akan tidak percaya hal tersebut.Â
"oh benarkah ini kamu Rudi?" tanyanya kembali.
Orang yang di panggil Rudi hanya diam berdiri, tubuhnya basah kuyup tak ada sepatah kata keluar dari mulutnya. Nenek yang bernama Warsinih menarik tangannya masuk ke dalam rumah.Â
"Kamu kemana aja toh nang?" tanya Warsinih.
Rudi tak menjawab pertanyaan Warsinih yang terus mengusap-usap punggungnya sambil mengeringkan wajahnya. Dia diam seribu bahasa, tubuhnya dingin. Warsinih akhirnya menyeduh segelas teh, untuk Rudi agar dia merasa hangat. Namun, apa yang terjadi,
"Rudi!!" teriak Warsinih.
Rudi menghilang bak angin, tanpa bekas sedikitpun suara tangis Warsinih terdengar oleh para tetangga di sebelahnya. mereka berdatangan untuk menjenguknya.Â
"Nek, ada apa?" tanya mereka.
semua yang berdatangan melihat sekitarnya, ruangan yang tampak gelap tanpa penerang sedikit pun, hanya cahaya dari tiang listrik di luar. seseorang menghidupkan lampu di rumah Warsinih dengan lentera yang sudah berada di atas meja nya.Â
Seketika Warsinih mengamuk, agar jangan menghidupkan lentera itu. Semua kebingungan dengan sikap Warsinih, mereka menenangkannya.
"Kenapa nek? Kan gelap rumahnya." Ucap mereka.
"Tidak usah, cuma Rudi yang harus menghidupkannya." Jawab Warsinih.
Mereka saling melihat, ada kebingungan di wajah orang-orang tersebut. Akhirnya mereka pamit, cuma ada satu orang yang mamsih menemaninya.
"Ndok, kenapa gak ikut pulang?" tanya Warsinih.
Gadis itu diam tak menjawabnya, dia mendekati Warsinih mengajak ke kamarnya. Nenek Warsinih mengikuti apa yang di katakan olehnya. Sedangkan dia sesekali menyeka air matanya dengan ujung bajunya. Warsinih tak melihat kalau gadis itu menangis, tak lama Warsinih tertidur kembali. Gadis itu sedikit lega, saat melihat Warsinih tidur, Â dia pun menghidupkan sebuah penerang dari sebuah lilin.Â
Baru lah tampak seluruh ruangan yang sedikit kumuh, gadis itu pun membersihkan rumah Warsinih. Tiba-tiba dia mematung di depan sebuah foto seorang pria yang berdiri gagah memakai pakaian seragam TNI. tak terasa air matanya menetes kembali.
'Mas, cepat sekali kamu meninggalkan kami' dalam hatinya.Â
Setelah selesai dia duduk di ruangan tamu, sambil menunggu Warsinih bangun. Tak lama dia terlelap dalam tidurnya dia bertemu dengan seseorang yang dia cintai selama ini.Â
"Mas, kamu ke mana aja? Aku menunggu di sini bersama nenek." Ucapnya.
Sedangkan pria tersebut hanya diam dan tersenyum, lalu mencium kening gadis itu. Tak lama dia menghilang meninggalkan gadis itu.
"Masssss ... tungguuuu ...!!!" teriak gadis itu.
Mendengar suara teriakan itu Warsinih bangun mendekatinya dan membangunkan gadis tersebut.
"Sinta, bangun ndok ...," Â
Bersambung ....   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H