Pukul tiga sore waktu setempat. Pattaya, Thailand. Menikmati udara sore bersama teman yang baru kukenal. Bold. Paling tidak begitulah aku menangkapnya. Dia tidak memberi tahu bagaimana mengeja namanya. Jadi aku simpulkan bold. B-O-L-D.
Usianya 40 tahun. Jauh-jauh terbang dari Norwegia menuju Thailand untuk menghindari musim dingin di negaranya. Aku baru saja menumpang sholat di kamarnya. Di sebuah kamar kecil dengan balkon menghadap pantai. Bold menunggu aku di bar. Tempatnya tepat di belakang hotel ini.
Tak susah untuk menemukannya. Pria berambut coklat .Tinggi 180 cm. Memiliki tato di tangan kiri. Bertuliskan sebuah nama "Mia".Â
"Mia nama anakku. Ibunya sekarang sudah menikah dengan pria meksiko. Hidupnya bahagia. Tapi hubunganku dengannya sangat baik . Aku manusia bebas. Tidak ada beban dan bisa pergi kemana saja. Tapi..yah...tanpa wanita."
Aku mendengarkan sambil sesekali  melihat bar yang kami lewati.  Wanita muda dengan pakaian mini berdiri berjajar mencari pelanggan.  Mereka menatapku heran. Aku dan Bold saling melempar senyum. Menyadari bahwa banyak yang memperhatikan kami. Dengan cuek aku dan Bold  terus berjalan menuju pantai.
Â
Bold melanjutkan ceritanya kepadaku. sambil menikmati pantai Pattaya yang airnya tidak biru. Pattaya tidak seindah yang kukira. Dia melepaskan kaosnya. Bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek selutut.
" Kamu selalu sholat?"
"Iya, Alhamdulillah. terima kasih ya , aku bisa numpang sholat di kamar kamu"
Â
" ga masalah" jawabnya sambil minum bir. " Kamu harus menghadap ke satu arah kan?"
"Iya."