Mohon tunggu...
Dewi Puspitasari
Dewi Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 5 SDN Pagedangan 01

Saya adalah Guru di SDN Pagedangan 01. Saya suka menulis. Saya bergabung disini dengan harapan, saya bisa meningkatkan kemampuan menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Modul 3.3

2 Juni 2023   07:32 Diperbarui: 2 Juni 2023   07:38 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan.

Apa kabar para pembaca yang budiman? Semoga Kesehatan dan Keberkahan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan modul 3.3 yaitu tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Kali ini saya akan memaparkannya dengan menggunakan Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R). Model refleksi ini diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri dari langkah-langkah berikut, Mendeskripsikan (Reporting) yaitu menceritakan ulang peristiwa yang terjadi, kemudian Merespon (Responding) adalah menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung, yang ketiga adalah Mengaitkan (Relating) yaitu menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki. Keempat adalah Menganalisis (Reasoning) yaitu menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut. Dan terakhir adalah Merancang ulang (Reconstructing) atau menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang. Selamat Membaca!

Tidak terasa PGP yang saya jalani sudah sampai di modul terakhir. Materi di modul terakhir ini diawali dengan alur Mulai dari diri. Kemudian Eksplorasi konsep. Di alur ini saya belajar banyak tentang konsep kepemimpinan murid atau student agency. Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan "agency". Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya, di mana murid mampu berperan sebagai pemimpin dalam pembelajarannya sendiri. dan murid mengambil peran aktif dalam proses pembelajarannya sendiri. Murid juga diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan dirinya sehingga kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya sendiri dapat dimaksimalkan. Sehingga potensi kepemimpinannya selalu berkembang menjadi lebih baik.

'Kepemimpinan murid' berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). Hal inilah yang kemudian memungkinkan mereka untuk bertindak dengan memiliki tujuan, yang membimbing mereka untuk berkembang di masyarakat. Pada saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, secara tidak langsung mereka memiliki suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Selain itu, dalam modul ini juga terdapat materi tentang 7 karakteristik lingkungan yang mendukung dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid yang meliputi: Lingkungan yang menyediakan kesempatan murid untuk menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosiyang positif, Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, dimana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai positif yang didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah, Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun nonakademik, Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan disekitarnya, Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapatmenentukan tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan menindaklanjuti kebaikannya melampauipemenuhan kepentingan individu, kelompok maupungolongan, Lingkungan yang menempatkan murid sebagai fokusnya sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri. Dan Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikaptangguh murid untuk terus bangkit diberbagai kesempatan

Sebagai Guru Penggerak, saya akan berusaha melakukan hal konrit dan nyata untuk mewujudkan 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Tindakan yang akan saya lakukan tentu dengan mempertimbangkan asset yang ada misalnya program shalat dhuha berjamaah dengan memanfaatkan masjid di dekat sekolah. Atau belajar menanam tanaman obat di kebun sekolah, karena sekolah kami memiliki kebun yang luas dan subur. Ini bisa dijadikan sumber belajar murid yang menyenangkan tentunya. Diharapkan dari program yang akan dikembangkan nanti dapat menumbuhkan kepemimpinan murid dan profil Pelajar Pancasila. Disamping itu tentunya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan.

Saya yakin setiap Sekolah pasti selalu membuat program, tapi belum dimulai dari tujuh modal yang sekolah miliki. Ketujuh modal tersebut yaitu sumber daya manusia, sosial, fisik atau sarana dan prasana, lingkungan atau alam, politik, finansial, agama dan budaya dapat digunakan sebagai penunjang program sekolah yang diharapkan. Sebagai implementasi dari pemanfaatan tujuh aset yang menunjang pembelajaran yang berpihak pada murid, program sekolah yang dibuat harus mempunyai tujuan yang jelas agar nantinya program tersebut bisa berlanjut, kemudian dijadikan sebagai budaya positif sekolah. Dan nantinya kerika sudah menjadi budaya positif, semua aset manusia yang ada di dalamnya mampu merawat keberlanjutannya.

Salah satu panduan yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan paradigma inkuiri apresiatif melalui tahapan BAGJA, manajemen risiko, dan MELR. BAGJA merupakan akronim (singkatan) dari 5 langkah utama yang digunakan dalam sebuah proses Inkuiri Apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam BAGJA tersebut adalah: Buat pertanyaan utama, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi Bersama, Jabarkan rencana dan Atur Eksekusi. Sedangkan manajemen resiko merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah. Selain penerapan pendekatan Inquiri Apresiatif melalui tahapan BAGJA dan Manajemen Risiko, salah satu strategi yang digunakan dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah dengan menggunakan strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting).

Modul ini mengajarkan saya bahwas murid sepatutnya diberikan kesempatan dan ruang  untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya sendiri. Sehingga potensi kepemimpinan murid dapat muncul dan juga dapat berkembang maksimal. Kita sebagai guru hanya sebagai penuntun agar murid betul-betul menjadi manusia bermanfaat yang memiliki profil pelajar Pancasila. Saya berharap dan alan berusaha menerapkan semua materi yang saya dapatkan dari PGP ini dengan baik. Selalu melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid, melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, melaksanakan pembelajaran sosial emosional, merapkan budaya positif di sekolah, menerapkan coaching dalam pembelajaran adalah target yang harus saya lakukan setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Terima kasih sudah membaca tulisan saya ini. Semoga apa yang saya sampaikan lewat tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Saya masih belajar menulis dengan baik, maka dari itu saran, kritik, masukan saya terima dengan tangan terbuka dan hati lapang. Salam Guru Penggerak, TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun