Mohon tunggu...
Dewi Puspitasari
Dewi Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 5 SDN Pagedangan 01

Saya adalah Guru di SDN Pagedangan 01. Saya suka menulis. Saya bergabung disini dengan harapan, saya bisa meningkatkan kemampuan menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3

25 Maret 2023   10:32 Diperbarui: 25 Maret 2023   11:49 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan.

Apa kabar para pembaca yang budiman? Semoga Kesehatan dan keberkahan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menuliskan tentang Koneksi Antar Materi Modul 2.3 yaitu Coaching untuk Supervisi Akademik dan kaitannya dengan materi di modul 2 yaitu Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional.

A. Kesimpulan materi Coaching untuk Supervisi Akademik.

Coaching merupakan bentuk kolabolasi dan kemitraan antara coach dan  klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Paradigma Berpikir Coaching antara lain Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, Bersikap terbuka dan ingin tahu dan Memiliki kesadaran diri yang kuat Mampu melihat peluang baru dan masa depan. 

Sedangkan Prinsip Coaching antara lain Kemitraan : tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri. Coach merupakan rekan berpikir bagi coachee-nya dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri. Kemudian prinsip kedua adalah Proses Kreatif : Proses kreatif ini dilakukan melalui percakapan, yang: 1. dua arah 2. memicu proses berpikir coachee 3. memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru. Prinsip coaching selanjutnya adalah Memaksimalkan Potensi : Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya. Selain itu juga, percakapan ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh rekan yang sedang dikembangkan.

Pada saat melaksanakan coaching, coach perlu memperhatikan tiga kompetensi inti coaching, yaitu Kehadiran Penuh/Presence : kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching Mendengarkan Aktif : Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Mengajukan Pertanyaan Berbobot : Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.

Alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA. Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee) Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi) Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat) TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya).

B. Refleksi materi Coaching untuk Supervisi Akademik

Emosi yang saya rasakan setelah mempelajari modul ini adalah bahagia karena mendapatkan pemahaman baru untuk mengupgrade diri. Kemudian saya merasa termotivasi dan semakin bersemangat dalam memperbaiki kualitas diri terutama dalam hal coaching. Sebagai Guru Penggerak, saya harus mampu mengimplementasikan coaching ini baik kepada rekan sejawat maupun kepada murid. Hal yang perlu diperbaiki dari diri saya ketika melakukan coaching adalah meningkatkan 3 kompetensi inti yaitu presence, ketrampilan mendengarkan aktif dan dalam membuat pertanyaan yang berbobot. Keterkaitan materi ini terhadap kompetensi dan kematangan diri saya pribadi adalah menambah potensi diri serta professional diri sebagai pendidik yang dapat sekaligus menjadi Coach. Saya berharap mampu mengimplematsikan ini di sekolah dan di kelas.

C. Peran CGP sebagai coach di sekolah dan keterkaitannya dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional.

Pembelajaran Berdiferensiasi memiliki konsep yaitu Pembelajaran Berdiferensiasi dengan memetakan murid sesuai Minat belajar, Kebutuhan belajar , dan Profil belajar. Dari 3 cara tersebut dapat digunakan sebagai data awal untuk kebutuhan proses supervisi akademik dengan percakapan coaching. Hal ini sesuai dengan amanat dari Ki Hadjar Dewantoro tentang Sistem Among yaitu guru dituntut untuk memahami kodrat alam dan kodrat zaman murid agar pembelajaran bisa maksimal karena guru memahami kebutuhan belajar murid, profil belajar murid dan minat murid. Sedangkan pada Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), ada  beberapa teknik seperti STOP dan Mindfullness Listening yang dapat digunakan untuk melatih Kompetensi Inti dari proses Coaching seperti Sabar, terbuka mempunyai empati dan tetap mendengarkan aktif.  Kemudian Ketrampilan Sosial dan Emosional dalam praktek coaching juga sangat diperlukan, Melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan guru, peserta didik akan menemukan kedewasaan dalam proses berfikir melalui kesadaran dan pengelolaan diri, sadar akan kekuatan dan kelemahan yang dimilkinya, mengambil prespektif dari berbagai sudut pandang sehingga sesuatu yang menjadi keputusannya telah didasarkan pada pertimbangan etika, norma sosial dan keselamatan. Dengan menguasai ketrampilan KSE guru diharapkan mampu mengembangkan Teknik coaching di lingkungan sekolahnya.

D. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?

Sebagai pemimpin pembelajaran seorang guru tugasnya tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada siswa. Agar siswa dapat mencapai kebahagian di Masyarakat. Untuk membantu menggali potensi siswa diperlukan model Coaching. Bagaimana caranya? yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang berbobot. Yaitu pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri dan memprovokasi tindakan kreatif, menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid kuat secara kodrati, dengan demikian diharapkan guru dapat menuntun peserta didik untuk menemukan solusi di setiap permasalahan dan meraih prestasi terbaik dengan kekuatan yang dimilikinya. Setiap guru diharapkan mampu mengembangkan ketrampilan coaching karena guru adalah pemimpin pembelajaran.

Terima kasih sudah membaca tulisan saya ini. Semoga apa yang saya sampaikan lewat tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Saya masih belajar menulis dengan baik, maka dari itu saran, kritik, masukan saya terima dengan tangan terbuka dan hati lapang. Salam Guru Penggerak, TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun