Mohon tunggu...
Dewi Puspitasari
Dewi Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 5 SDN Pagedangan 01

Saya adalah Guru di SDN Pagedangan 01. Saya suka menulis. Saya bergabung disini dengan harapan, saya bisa meningkatkan kemampuan menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

21 Februari 2023   14:25 Diperbarui: 21 Februari 2023   14:31 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan.

Apa kabar para pembaca yang budiman? Semoga Kesehatan dan keberkahan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menuliskan tentang Pembelajaran berdiferensiasi dan kaitannya dengan materi yang sebelumnya sudah saya dapatkan selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ( PGP ) Angkatan 7. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran Berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut: merumuskan tujuan pembelajaran, memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid, menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif, melakukan penilaian yang berkelanjutan / on going assessment, dan melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses.

Pembelajaran berdiferensiasi diyakini dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang maksimal karena pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berpihak pada murid, menciptakan lingkungan belajar yang positif, kolaboratif dan saling menghargai, serta adanya strategi pembelajaran didasari oleh kebutuhan murid meliputi kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu:

1. Diferensiasi Konten

yaitu mendiferensiasikan materi pembelajaran kepada murid berdasarkan kebutuhan, dilihat dari kesiapan belajar murid secara konkret - abstrak, minat belajar murid dengan mempersiapkan topik atau materi sesuai minat siswa, profil belajar siswa sesuai gaya belajar, audio, visual, atau kinestetik.

2. Diferensiasi Proses

yaitu usaha untuk membantu murid memahami materi pembelajaran dengan memberi beberapa kegiatan atau scaffolding sesuai dengan kebutuhan murid.

3. Diferensiasi Produk

Produk dapat berupa tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukkan, pidato, diagram dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut.

Ketika guru ingin menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, terlebih dahulu harus  mengidentifikasi kebutuhan murid yaitu dari kesiapan belajar murid (lambat-cepat, konkret- abstrak, mandiri - bantuan, minat murid, profil belajar murid yang meliputi gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan). Kesiapan belajar murid atau readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru diibaratkan seperti "The Equalizer" dari yang bersifat mendasar menuju bersifat transformatif, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, terstruktur ke terbuka (open-ended), tergantung ke mandiri, dan lambat menjadi cepat. Sedangkan dalam minat belajar maka terdapat "Cocokkan" yaitu mencari kecocokan antara minat murid dengan tujuan pembelajaran, "Koneksikan" berarti menunjukkan koneksi antar materi pembelajaran, "Jembatani" yaitu menjembatani pengetahuan awal dengan pengetahuan baru, dan "Memotivasi" yang memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk belajar. Dalam profil belajar murid maka perlu mengidentifikasi lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, kemudian pengaruh budaya dari santai menjadi terstruktur, pendiam ke ekspresif, personal ke impersonal, gaya belajar murid juga dengan mengidentifikasi yaitu bisa visual (belajar dengan melihat), auditori (belajar dengan mendengarkan), kinestetik ( belajar sambil melakukan), kecerdasan majemuk (multiple intelegences), visual ke spasial, musical bodily kinestetik, logic matematika.

Sedangkan kaitan antar materi dengan modul sebelumnya yaitu, Filosofi Pendidikan menurut  KHD, pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar. Berdasarkan pemikiran KHD, pendidikan adalah usaha menuntun anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak. Setiap anak itu adalah unik dan membawa sifat, bakat dan kepribadian yang berbeda-beda. Sebagai guru, tentunya kita harus berusaha semaksimal mungkin memfasilitasi kebutuhan murid ini yang berbeda antara satu dengan yang lain. Jangan menggeneralisasikan semua kemampuan murid itu sama, jika hal ini terus menerus terjadi maka tujuan pembelajaran tidak akan pernah terwujud.

Kemudian kaitan dengan Nilai dan Peran Guru penggerak adalah bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar apabila guru penggerak telah memiliki nilai guru penggerak dan mampu menerapkan peran guru penggerak dalam kegiatan pembelajaran setiap hari. Nilai guru penggerak meliputi : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid. Peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Harapannya ketika seorang guru penggerak mampu menjadi pemimpin pembelajaran di kelasnya sendiri, maka beliau juga akan mampu menggerakkan peran yang lain. Dia mampu menjadi coach bagi guru lain yang ingin meningkatkan kemampuan mengajarnya.

Seorang guru penggerak tentunya memiliki visi untuk mewujudkan merdeka belajar yang sesuai profil pelajar Pancasila, dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Visi guru penggerak ini tentunya bisa diselaraskan dengan kegiatan pembelajaran sehari-hari. Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi guru penggerak harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga mampu mendukung terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan murid.

Kaitan dengan Budaya Positif, Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya positif yaitu : Komunitas belajar setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh orang lain, setiap orang di dalam kelas saling menghargai, murid merasa aman, menciptakan murid berani dalam mengemukakan pendapat, ada harapan bagi pertumbuhan yang ditunjukkan murid. Pertumbuhan setiap murid berbeda-beda walaupun hanya sedikit guru tetap mengapresiasinya, guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan, pengalaman belajar mendorong murid lebih cepat, sedikit melampaui apa yang telah dikuasainya, guru memberikan dukungan sehingga murid tidak merasa frustasi tetapi mencapai kesuksesan, adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata. Semua murid berhak mendapatkan perlakuan yang sama di dalam kelas, guru berkolaborasi dengan murid untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama, adanya tanggung jawab masing-masing agar pembentukan dan tercipta kelas yang efektif. Guru sebagai pemimpin kelas memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan lingkungan belajar yang positif.

Setiap materi yang saya terima dari awal mengikuti PGP ternyata saling berhubungan. Dari hal ini saya menyimpulkan bahwa untuk menuju tujuan yang kita harapkan dibutuhkan proses yang tidak cepat dan mudah. Proses inilah yang dinamakan pembelajaran. Demikian tulisan atau pemaparan yang dapat saya simpulkan. Salam Sehat, Semangat dan Bahagia. Terima Kasih. Salam Guru Penggerak, TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun