MLM itu menjauhkan yang dekat
Saya mempunyai teman dekat yang saya akui jiwa bisnisnya jempol. Dia semangat banget berbisnis dalam bentuk apa saja. Saya salut dan ngiri sama semangatnya. Namun sayang, semenjak dia bergabung dengan salah satu MLM, saya jadi agak-agak gimana gitu. Saya dan teman-teman lain juga kurang nyaman dengan cara dia promosi entah via FB atau BBM. Mungkin kami saja yang terlalu sensitif.Â
Saya ikut senang dia bisa menghasilkan duit banyak dalam waktu sebentar. Tetapi, sepertinya kurang etis kalo sampai duit saja dipamerkan (kasarnya) via socmed. Apa dia tidak takut ada rampok ya. Memang itu hak dia, tapi kok kayaknya kurang pas gitu. Saya tahu dia tidak bermaksud pamer ato sombong, hanya pengen berbagi semangat bahwa bisnisnya memang menghasilkan duit banyak. Tapi saya miris.Â
Lebih miris lagi ketika tahu banyak teman-teman yang mulai tidak perduli padanya, dalam artian menjauhinya. Kasihan deh teman saya ini. Duit datang, teman menghilang.
Nah, pada akhirnya.. Saya jatuhkan kesimpulan seperti ini:Â MLM tidak mendekatkan yang jauh, tidak juga menjauhkan yang dekat. MLM akan mendekatkan teman yang tertarik menjadi member. Tapi akan menjauhkan teman yang anti MLM.
Saya bukan anti mlm, cuma tidak berminat saja. Saya kurang nyaman dengan cara pikir mereka yang (maaf), seolah-lah sukses artinya punya banyak duit. Kalau ada yang mau membantah bahwa semua orang pasti butuh duit untuk sukses, saya nggak mau berdebat. Tidak semua orang punya pikiran mengejar duit saja lho, jadi tolong jangan samakan kami.Â
Salam sukses.. Lho?!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H