Mohon tunggu...
Miss Nying-Nying
Miss Nying-Nying Mohon Tunggu... karyawan swasta -

only in gold i trust completely,\r\nothers...bullshits

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Jalanan Mau Dikemanakan?

25 Juli 2011   02:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:24 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hpku berdering , suara nyaring perempuan di sana terdengar - Fauzah (temanku si wanita Arab yang sangat aktif berkegiatan social yang kisahnya ada di 30 juta, "Hoooi, besok Sabtu ada acara gak? Temenin aku ketemu menteri Sosial  yuk..." "Ada urusan apa ketemu dengan Mensos?," tanyaku. [caption id="" align="alignleft" width="397" caption="dunia chen-chen"][/caption] "Ini pertemuan dari berbagai  pihak untuk membicarakan upaya membantu anak jalanan. Acaranya besok jam  1 siang," jelasnya. "Waduuuh, gimana caranya kamu  bisa on time datang jam segitu (mengingat track recordnya sebagai miss lelet bin lambretta yang bisa telat 1 s/d 2 jam dari janji), jangan-jangan Mensosnya harus nunggu kedatangan ibu Fauzah yang terhormat." candaku. Setelah berkeras membantah dia menekankan kembali pada undangan Mensos itu, "Serius nih, aku anggap kamu sebagai orang yang memiliki keperdulian pada orang kecil jadi aku rekomendasiin buat diundang. Ayo datang,  kita diskusikan mengenai kelanjutan nasib anak jalanan itu." Terus idemu apa?, tanyaku. "Heem aku pikir sebaiknya kita dekati orangtuanya dan kita buka pikirannya supaya anaknya jangan dilepas di jalanan." Wadoow gini nih kalau nyonya konglo turun ke jalan, gak paham sama medan, kataku." Emangnya kenapa?,"  dia penasaran. "Anak jalanan yang ngamen di perempatan itu, tuh emaknya nongkrongin di bawah pohon...anaknya adalah pekerjanya. Bahkan gue baca kalau anak jalanan itu kena target lho... Aku pernah baca di majalah Sekar..ada LSM yang nawarin anjal itu uang saku Rp.20.000.-/hari asal mereka tertib sekolah, ditolak lho sama mereka." "Oh, begitu ya. Artinya itu eksploitasi anak , wah kita usulin aja supaya dipasang spanduk-spanduk di tempat strategis yang mengingatkan supaya tidak memberikan uang kepada anak-anak itu," katanya.  Weiiiits sembarangan aja, udah orangtuanya tak mampu mencari nafkah eh  sumber penghasilannya juga dicegah, terus dia mau makan apa? Kita harus memberikan  solusi buat kehidupan mereka....," bantahku atas usulannya. "Waduuh kalau begitu rada rumit dong pemecahannya sebab jadi ke  issue pengentasan kemiskinan sementara ini kita prioritasin ke anak jalanan itu dulu, apa idemu...aku tak punya gambaran apapun mengenai itu. Sekolah gratis kita kan menyantuni pendidikan anak-anak dari keluarga tak mampu tapi masih belum masuk kelas marjinal seperti gelandangan gitu, aku gregetan nih," lanjutnya. "Uhmm gini...kalau di negara maju itu kan jangankan orang miskin, anak yang ditelantarkan oleh orangtuanya yang mampu diambil akan oleh Dinas Sosialnya dan menjadi tanggungan Negara. Aku pernah ngobrol ama bu Hayono Suyono - sejak beliau sembuh dari Kanker Kelenjar Getah Bening stadium 3 ...beliau memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya pada kegiatan sosial. Dia mengumpulkan ABG putus sekolah terus diajak ngomong tentang masa depan dan ditanya apa mau mereka. Ada sebagian yang ingin punya ketrampilan menjahit maka dikumpulkan buat ikut pelatihan menjahit di kelurahan yang kursusnya dibayari beliau,  anak-anak itu kemudian kerja di pabrik garment  atau di butik-butik gitu.  Nah masalahnya akan lain untuk anak-anak yang  masih kecil....," kataku. "Ya udah kita ambil anak-anak itu toh orangtuanya gak beres juga ngurusnya - sediakan sandang, pangan, papan dan pendidikan,"  sembari dia  melanjutkan, "Gak usah bikin yang besar dulu, kita ambil suatu area sebagai pilot project itu...dan masalah pendidikan buat mereka, kita bisa salurkan ke sekolah gratis itu." [caption id="" align="alignleft" width="265" caption="familyhut"]

[/caption] Wah ide yang bagus tuh...kita bikin semacam asrama gitu? ,tanyaku. Yuuup, cuman masalahnya dananya dari mana?  "Kamu minta dana bantuan ke Pemerintah Arab sana...kan ada akses ke sana," lanjutku. Gak bisa...malu lagi masa ngurusin orang terlantar harus minta ke Negara lain. Kan Negara kita kaya, mestinya ada anggaran untuk itu, dia menjawab. Anggaran gimana? Buat orang jompo aja di DKI Cuma ada satu panti jompo milik Negara...padahal begitu banyak orang jompo yang tak terurus, jelasku. "Orangtua di Indonesia kan diurus anaknya," selanya.  Mana? Buktinya ada nenek-nenek meninggal kedinginan  di Taman Surapati karena dibuang anaknya. Belum lagi ada nenek yang ditaruh di kandang kambing di pinggir jalan sama anaknya yang tajir dan berumah mewah...jangan salah, makin banyak orang kita yang kurang ajar sama orangtuanya.. Maksudku bilang gini adalah Pemerintah kurang serius mengurus orang-orang susah ini  jadi kita harus berupaya sendiri, sahutku . "Hmmm, sekolah gratis itu kan mulainya dari Nol juga...akhirnya bisa sampai punyak SMK...jadi aku pikir kadang-kadang kita  sakti juga kan asalkan niat kita tulus.  Berarti kita harus mulai memikirkan kegiatan fund raising lagi...ada ide?, tanyanya. Uuuups aku baru ingat kantorku kan kerjasama dengan Pemprov DKI buat program mengurusi anak jalanan ini. Kami melakukan kegiatan fundraising dengan cara menerbitkan buku kupon tuk jajan di tempat-tempat keren dengan diskon 20%-30% yang dijual Rp.100 ribu nah dana yang terkumpul itu rencananya akan diserahkan ke Dinas Sosial khusus buat ngurusin anak jalanan itu. Kami mengusung program ini dengan nama Freedom, jelasku. Fauzah langsung menelisik, "Berarti perusahaan tempatmu itu hebat juga ya bisa menggandeng perusahaan-perusahaan lain buat memberikan diskon itu. Terus dana yang diberikan hanya terbatas dari hasil pembelian kupon itu? Terus program yang akan dijalankan oleh Dinas Sosial itu seperti apa?" Aku mencerna dalam-dalam sebelum menjawab semua pertanyaannya...selama ini aku cuma sibuk menjual kupon itu tanpa pernah memikirkan aliran kerja di dalamnya, "Huuum, setauku kerjasama ini tak sekedar hanya dari hasil jual kupon saja sebab tak mungkin bang  Foke mau menerima kehadiran kami jika datang dengan tangan kosong. Oke ntar aku nanya ke orang-orang yang diserahi tanggung jawab CSR ini. Gimana kalau aku mengerjakan bagianku sementara kamu ke Mensos itu. Kita ketemuan besok Rabu buat tukar pikiran lagi...jangan lupa kamu sediain nasi kebuli itu...kan bentar lagi Puasa."
13116930591086170652
13116930591086170652
Fauzah setuju dan aku berpikir...well, belum apa-apa dan baru bab niat sudah membuat hatiku merasa adem dan  jadi ngerasanya tak sia-sia  hadir di muka bumi ini...Mudah-mudahan kami bisa berbuat banyak bagi mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun