Brakk..!!!
Pintu depan rumah dibuka dengan paksa dari luar oleh seorang anak yang masih menggunakan seragam putih biru. Sepatunya dilepas sekenanya lalu melempar tasnya di lantai dengan kasar. Kemudian dia berlari ke kamar.
“Ivan, keluar dari kamar!! Ibu mau bicara!!” teriak seorang ibu yang ketika itu sedang menggunakan baju putih dengan motif bunga daisy berwarna merah. Tak ada sahutan dari dalam kamar anaknya. Bergegas sang ibu menuju kamar anaknya dan membuka pintu kamarnya. Tapi gagal, terkunci dari dalam.
“Ivan, keluar ibu bilang! Atau ibu dobrak pintu kamarmu!!” Teriak ibu dari luar kamar.
Ceklek, pintu kamar dibuka dari dalam.
“Ibu mau bicara apa?” tanya Ivan dengan nada santai di depan ibunya.
“Van, tolonglah. Perilakumu yang amburadul itu kamu ubah. Ibu capek selalu dipanggil terus sama sekolah karena kamu selalu buat masalah”. Mohon sang ibu sambil memegang erat lengan anaknya. Tapi Ivan memberontak, berusaha melepas cengkeraman ibunya.
“Perilakuku yang amburadul ini karena ibu!” Protes Ivan kemudian dengan suara lebih keras daripada ibunya.
“Karena ibu? Apa salah ibu, Nak? Ibu sudah berusaha semuanya demi kamu”
“Demi aku? Semua kemauanku tidak bisa dituruti dengan duitnya ibu yang banyak itu!! Aku benci ibu!! Semuanya, mbak Ima dan Mas Tio juga!! Aku benci!!” Teriak Ivan dengan mata melotot dengan wajah sangat marah. Lalu terdengar pelan isak tangis ibunya.
“Ibu nggak pernah ada di rumah sejak bapak mati. Pulang malam terus. Alasan ibu, katanya cari uang. Iya kan, Bu?”