Dampak Pandemi Covid-19: 11 juta anak Indonesia rentan menjadi Pekerja AnakÂ
Sejak 36 tahun lalu setiap tanggal 23 Juli, anak-anak Indonesia mendapatkan panggung kehormatan, baik yang berada di perkotaan maupun di desa-desa.
Beragam acara baik sebelum hari puncak maupun sesudah hari puncak digelar untuk merayakan hari istimewa bagi anak-anak Indonesia, Hari Anak Nasional.
Terlebih sejak tahun 2011 dimana partisipasi anak melalui Forum Anak Nasional semakin menguat, Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyelenggarakan temu anak nasional semakin menambah kemeriahan dan gembiranya anak-anak Indonesia.
Namun tahun 2020 ini suasana terasa sangat berbeda, kegebiraan dan keceriaan anak-anak dari berbagai suku dan daerah tidak dapat di lakukan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini susana hari anak sangat berbeda, perayaan dilakukan secara daring, anak-anak menyampaikan pandangannya, menyapa teman-teman se-tanah air melalui layar handphone atau laptop.
Bagi anak-anak tentu ini pengalaman baru, namun ada perasaan berbeda tentu seperti yang dikatakan salah seorang pengurus Forum Anak Nasional dari Sumatera Utara, "saya merasa senang masih bisa menyapa teman-teman forum anak dari seluruh Indonesia yang difasilitasi oleh KPPPA, kami masih bisa menyampaikan suara kami dari forum anak tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional, tetapi saya sendiri juga merasa sedih karena tidak bisa bertemu langsung seperti tahun-tahun sebelumnya, kurang terasa kebersamaanya. Meskipun begitu saya mengharapkan teman-teman tetap semangat belajar walau tugas sekolah melimpah dirumah, tetap enjoy saja dan jalani, kita berdoa semoga corona segera berakhir" (Muhammad Fikri, 17 tahun/Pengurus Bidang Humas FAN).
Hal yang senada juga disampaikan anak-anak dari Jawa Timur "Pandemi ini membuat kami tidak bisa bertemu, yang biasanya rutin 2/3 kali dalam sebulan, kini sama sekali tidak bisa bertatap muka, semua menggunakan sistem daring.
Hal ini membuat kami tidak terlalu bersemangat, kami tidak bisa berekspresi, tidak leluasa berdiskusi karena ada tantangan kuota dan sinyal yang buruk di beberapa wilayah.
Harapan terbesar kami adalah, Cepat bersekolah lagi, kami rindu beremu teman-teman, bercanda dan melakukan kegiatan bersama". (Sesaria Perdana Aisyah, 16 tahu, Ketua Forum Anak Kabupaten Probolinggo, Jatim). Â
Banyak hal positif yang bisaa anak-anak dapat dirumah terutamanya sehat terhindar dari penyakit, bisa membantu orang tua , semakin dekat dengan orang tua, belajar untuk mengetahui teknologi informasi yang digunakan untuk belajar, bermain permainan tradisional bersama orang tua dan masih banyak lagi. (Talia Yeska Penina Kristiana Putri, 17 Tahun).