Bukankah dulu kau yang meminta padaku untuk menyimpan sejuta rinduku hanya untukmu ? Dan sekarang, dimana rindumu yang dulu kau janjikan? Bagaimana aku bisa mencari penggantimu jika hatiku pun kau bawa pergi. Dan tak henti hentinya tangisku menelisik di tiap untai senyumanku.
Akupun mencoba tegar, berjalan melewati para pelayat yang juga mungkin turut serta mengantarkan kepergianmu.
"selamat jalan sayang, semoga senyum terindahmu takkan pernah hilang dari wajah cantikmu."
Dan hanya sepatah kata itu yang mampu ku ucapkan. Dengan langkah gontai dan seakan tubuhku tak bertulang maupun bertenaga, aku berjalan meninggalkan acara pemakaman itu.
setelah tiga hari, aku pun memutuskan untuk pulang ke semarang. Dan keluarganya pun memintaku untu ikhlas, agar dia tenang disana.
"wisnu, bapak mengucapkan terima atas semuanya untuk ambar,"
"Tidak pak, saya yang seharusnya mengucapkan terima kasih karena bapak berkenan memberiku sedikit waktu untuk menjaganya."
Mungkin perjalananku dari jambi ke semarang akan membutuhkan waktu yang lama, tapi aku berharap perjalananku itu mampu membuatku mengingat tentangnya untuk yang terakhir kalinya. Walaupun aku sadar, bahwa kenangan akan selalu terkenang di sepanjang jalan kehidupan. Aku pun mencoba mendengarkan lagu untuk sekedar menenangkan perasaanku yang hancur. Ketika sebuah lagu dari "phill collins - you'll be in my heart" mengalun menembus gendang telingaku, seketika semua kenangan tentangku dan tentangmu berhasil melesat menembus fikiran dan relung batinku, aku pun tak kuasa menahan deraian air mataku.
"sayang, aku boleh ngomong sesuatu ?"
"mau ngomong apa ?"
"dekap erat lenganku dan katakan jangan jauh dariku,"
Kemudian dia mendekap erat lenganku dan berkata
"sayang, tolong jangan jauh dariku."
"sayang, apa kamu bahagia denganku ?"
"gimana aku gak bahagia kalau kekasihku itu kamu, ambar yuni."
"kalo kamu emang udah bosen dan mau berpaling dariku, ngomong ke aku biar aku siapin hati untuk melepasmu !"
"sayang, dengerin aku! Gimana aku bisa bosan dan berpaling darimu, kamu sudah cukup membuatku bahagia dan bersyukur!"
"sayang, ucapin satu kalimat sebelum aku tidur dong,"
"ambar yuni, kau semestaku. Kau muara dari seluruh rindu dan cinta dariku dan untukmu."
"sayang, masak apa hari ini ?"
"hmmm, tumis udang cabe ijo. Kenapa ?"
"yipi, aku kesana ya ? Kita makan bareng,"
"ok, buruan ya! Keburu cabenya abis lho !"
"kok cabenya ?"
"kan aku makan udangnya, kamu cabenya. Hahaha,"
"yeeeee!!"
"ambar, aku suka sama kamu. Bukan seperti seorang teman, tapi seperti seorang cowok suka sama seorang cewek."
"aku juga suka sama kamu, seperti seorang cewek suka sama seorang cowok."
"wisnu, terima kasih untuk jalan-jalan dan sarapannya,"
"kamu seneng ?"
"seneng banget!"
"trus, untuk apa terima kasih kalau ternyata senyum dan tawamu juga bahagiaku.
"eh, mbak! Namanya siapa ?"
"ambar."
"ouw, boleh minta no hp gak ?"
"gak boleh!"
"kalo nomer pin ?"
"pin apa ?"
"pin ATM aja mbak. Hehehe."
"yeee, maunya tuh!"
Tak dapat lagi ku bendung air mataku, biar saja habis dan mengalir seperti seharusnya.
Dua bulan berlalu sejak aku menghadiri pemakaman dari kekasihku, semestaku, tempat muara semua rindu dan cintaku. Dan aku pun berusaha berjiwa besar dalam hal ini, karena Mundur bukan berarti menyerah, tapi lebih ke paham, sadar, dan ikhlas bahwa ada hal hal yang tak mungkin bisa dipaksakan.
jam 08.00 aku pun bersiap untuk memulai aktivitasku, bekerja di tempat yang baru men!, tak lupa ku putar lagu via headphone untuk menemaniku selama perjalanan. Daripada bosen di dalam bus. Dan lagu berjudul "wherever you are" berdendang lembut di telingaku dengan satu doaku hari ini.
"sayang, tolong genggam tanganku."
Sederhana, apa adanya, dan luar biasa. Itulah CINTA...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H