Peraturan tersebut tidak hanya berlaku bagi penumpang Trans Semanggi, melainkan juga untuk Suroboyo Bus dan Wirawiri. Pada tata tertib tersebut tertera larangan untuk makan dan minum. Hal itu menunjukkan bahwa penumpang dilarang mengonsumsi makanan atau minuman berjenis apapun termasuk air putih. Mereka yang membawa makanan dan minuman akan dihimbau untuk tidak mengonsumsinnya selama perjalanan. Larangan untuk makan dan minum dapat berisiko bagi penumpang seperti sebagai berikut.
1. Kurangnya Asupan Cairan Untuk Tubuh
Penumpang yang minum bahkan hanya berupa air putih akan ditegur oleh helper dan dihimbau untuk minum nanti setelah turun dari bus. Hal ini cukup disayangkan, karena minum merupakan kebutuhan setiap orang. Terlebih lagi jika penumpang hanya minum air putih yang mana minuman tersebut tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna sehingga tidak akan mengganggu kenyamanan orang lain.
Berdasarkan data dari penelitian The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) pada tahun 2008-2009 yang dilaksanakan pada sampel sebanyak 604 remaja dan 582 orang dewasa, menunjukkan bahwa 46,3% sampel penelitian mengalami dehidrasi, yang terdiri dari 44,5% remaja dan 48.1% pada orang dewasa. Dehidrasi tersebut disebabkan oleh area ekologi, suhu badan, pengetahuan mengenai nutrisi cairan yang cukup, dan kurangnya asupan cairan. Selain itu, prevalensi dehidrasi pada pasien berusia lebih dari 65 tahun yang sedang dirawat di rumah sakit berkisar 6-30% dan 1,5% diantaranya disebabkan oleh  dehidrasi. Tingkat fatality rate pada kasus dehidrasi mencapai 50%.
Hal itu menunjukkan bahwa setiap orang perlu minum air putih untuk memenuhi asupan cairannya agar terhindar dari dehidrasi. Umumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk konsumsi air putih kurang lebih sebanyak 2 liter per hari atau setara dengan 8 gelas air untuk orang dewasa.
2. Kesulitan Untuk Minum Obat Bagi Penumpang Yang Memiliki Penyakit Kambuh
Dalam peristiwa lain, tak jarang juga penumpang bus Surabaya sedang terkena penyakit seperi batuk, flu, maag, maupun penyakit kambuh lainnya. Apabila mereka dilarang untuk makan dan minum, maka akan menyusahkan mereka apabila ingin minum obat ketika terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.
3. Kurang Berenergi Dalam PerjalananÂ
Tak hanya itu, penumpang juga terkadang terburu-buru dan tidak sempat untuk makan sehingga dapat mengancam kesehatan mereka. Apabila mereka tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama perjalanan, mereka mungkin akan lapar dan haus sehingga kekurangan energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Selain itu, juga memungkinkan mereka merasa lemas selama di perjalanan.
Oleh karena itu, pemerintah Kota Surabaya sebaiknya mempertimbangan lebih lanjut mengenai tata tertib larangan makan dan minum. Selama makanan dan minuman tersebut tidak berpotensi mengganggu kenyamanan penumpang lain sebaiknya makanan dan minuman tersebut boleh untuk dikonsumsi. Khusunya adalah minum air putih, karena setiap butuh orang pasti perlu minum air putih dan minuman itu juga tidak mengganggu keselamatan penumpang. Selain itu, terkadang juga ada beberapa kondisi kesehatan penumpang yang perlu perhatian lebih lanjut sehingga diperlukan beberapa pengecualian demi keselamatan penumpang. Apabila larangan makanan dan minuman diganti menjadi "Dilarang makan/minum yang berbau menyengat" rasanya akan lebih tepat karena makanan atau minuman berpotensi mengganggu kenyamanan penumpang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H