Mohon tunggu...
Miski Fahmiatul Masruroh
Miski Fahmiatul Masruroh Mohon Tunggu... -

semangat,tangguh dan tanggap.Mahasiswa PSIK FK UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hamilnya kan Karena Kecelakaan, Masalah buat kalian??

15 Maret 2012   04:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Loh,Mbak Lintangnya mana sayang, ibu udah buatkan pisang goreng loh.”

“Udah pergi Bu,cuma ngembaliin buku ko.”

“Wah,padahal ibu buatkan khusus buat dia loh.”

“Lain kali kan bisa Bu,ya udah aku berangkat les.”

“ Kamu gak mau makan pisangnya dulu, ibu bungkus aja ya ntar dimakan ditempat les.”

Hape baruku berbunyi, sebuah pesan singkat dari teman sebangkuku muncul mengabarkan bahwa hari ini dia gak berangkat les. Kesimpulannya aku harus les inggris sendirian hari ini. Tak apalah, toh diantara mereka aku juga yang paling butuh les ini.Nilai Bahasa Inggrisku jauh dibawah mereka.

“Aku berangkat ya Bu.”

“Iya sayang hati-hati ya, udah kelas tiga SMA harus bisa menempatkan diri .Salam buat Mbak Lintang ya.Ini pisang gorengnya,temennya dikasih.”

Rumah yang aku tuju tampak sepi. Aku berkali-kali mengetuk pintu yang tertutup rapat. Beberapa kali pula aku memanggil nama yang punya rumah.Mas Anton,Mas Anton. Aku tetap bertahan,lagi pula Mas Anton gak bilang kalo lesnya dibatalkan.
****

“Gimana lesnya kemaren,asikkan berduan sama mas Anton.Dapat ilmu dapet gebetan pula. Paket lengkap dong.”
“Asik.Makasih ya devi cantik,teman sebangkuku yang cantiknya sama kaya mpok Ati. Jangankana berduaan,ketemu orangnya aja kagak.”

“Kemaren kamu gak les Juga,Lintang les gak?”

“Tau ah gelap nanya mulu.”
“Ah ngambek nih, Oya tadi aku ke kelas sebelah,eh lagi pada ngomongin lintang. Katanya Lintang itu sering jalan sama mas-mas udah tua gitu. Gonta ganti lagi cowoknya.parah deh katanya. Si Desi juga katanya sering liat tuh anak lagi cek-cok sama cowoknya didepan kebun sekolah. Bebas banget ya pergaulannya.”
“Gosip.”

****

“Devi,kiki kamu tau gak,tyas dipanggil ke BK. Dia Hamil,beneran deh aku denger sendiri soalnya tadi aku lagi ngumpulin tugas Bu Titin di ruang BK. RS. Widya Wulan telfon kesekolah katanya murid yang namanya Tyas Astuti Dewi hamil.Gila gak tuh,gak nyangka ya tias yang pinter itu bisa ngelakuin hal kaya gitu.”
Aku hanya dapat terpaku melihat dedaunan kering yang berserakan dihalaman kelasku. Daun itu tampaknya pasrah, hanya mampu dalam posisi rendah tersebut. Aku tau daun tersebut masih ingin berdiri bersama mereka yang masih hijau. Tapi dia tau, tua itu pasti dan itu bukan pilihannya melainkan takdir yang tak dapat dihindarinya oleh manusia sekalipun. Devi terlihat masih antusias menanggapi permasalahan yang dihadapi tias.Yah,kalo gosip memang sangat renyah untuk dinikmati. Devi memang bocor banget,tapi aku senang bersamanya.

Pak maman tukang ojek langgananku lama sekali datengnya.Aku sudah dibuat gosong oleh matahari yang begitu cearah hari ini. Teman- teman yang lain mungkin sudah menikmati makan siang mereka setelah seharian menuntut ilmu. Ibu gak pernah mengizinkan aku pulang naik angkutan umum,Ibuku parno perkosaan diangkot.

“Gimana sayang tadi ulangannya?”

“Lumayan Bu.”

“ Itu loh kaya mbak Lintang,rajin banget belajar.Kata mamahnya aja dia setiap hari les loh sayang.”

Ibu gak tau sih kalo lintang itu,kerjaannya Cuma main. Ibu gak tau sih kalo kasini dia cuma numpang ganti baju aja. Ibu gak tau sih,kalo sebenernya Lintang  udah gak pernah berangkat les 1 semester ini. Ibu gak tau sih kalo lintang sering terlambat,parahnya juga jarang berangkat sekolah.Ibu gak tau sih kalo aku sebel ibu terlalu memperhatikannya. Ibu tau gak sih dia itu bukan anak Ibu.

****

“Yang diomongin temen-temen bener tang,? Tanyaku ke lintang penuh hati-hati.

Lintang hanya bisa tertunduk dari air mata tak pernah berhenti dari matanya yang belo. Aku menyediakan pundaku untuk membuatnya tenang. Dia bilang dia hamil bukan karena kesalahannya. Dia bilang dia diperkosa oleh supir angkot. Dia bilang gaya pacarannya memang sudah melewati batas namun dia tidak pernah berbuat yang membuat keperawanannya hilang. Dia bilang dia sangat menyesal menggunakan nama Tias saat memeriksakan kandungannya ke RS Widya Wulan. Dia bilang dia adalah korban kejahatan. Aku bisa merasakan kehancuran hatinya dari pundakku yang mulai basah karena air matanya. Aku mengenal dia semenjak TK. Kita selalu bersama sampai sekarang. Dia selalu kerumahku,untuk belajar bersama. Orang tuanya buakan tipe orang tua yang tidak bertanggung jawab. Ortunya sama seperti Bapak Ibuku protective dan suka mencampuri urusan anaknya. Orana tuanya selalu membiarkan dia pergi dari rumah jika alasannya main kerumahku.
“ Coba deh,kamu keluar dari kalas ini,dan liat kebawah.”
“ Buat apa?”
“ Liat aja,Oya orangtuaku besok berangkat umroh.”

Aku keluar dari kelas,dan benar saja hampir seluruh anak kelas XII dari lantai tiga melihat kearah bawah,dan meneriaki kata2 kotor kepada sepasang suami istri yang sedang berjalan menelurusi lapangan basket menuju ke gerbang sekolah. Nampak seorang diantara mereka sangat menonjol bersemangat mengolok2 kedua orang tua tersebut. Ya Tyas merasa puas telah meluapan kekesalannya karena dituduh hamil. Aku kenal betul kedua orang tua itu,itu orang tua sahabatku, Lintang.Aku tidak tahu sekarang Lintang dimana,aku peduli kepadanya.Tapi aku tak mencoba menghubunginya,karena aku takut mengingatkan dia tentang hari itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun