Mohon tunggu...
Miski Fahmiatul Masruroh
Miski Fahmiatul Masruroh Mohon Tunggu... -

semangat,tangguh dan tanggap.Mahasiswa PSIK FK UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kau yang Hampir Aku Lupakan

6 Januari 2012   02:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:16 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini tak ada sesuatu yang harus aku risaukan.Tugas kuliah yang setiap saat membayangi telah terlumat-lumat dengan rapi,siap dikumpulkan kepada dosen yang sering kali tidak memahami hati kami. Egois memang,menyuruh orang lain memahami diri kita. Tapi bukankah hal tersebut termasuk kedalam kebutuhan dasar manusia? Sebelum memutuskan untuk belajar memahami lebih afektif apabila kita fokus dulu untuk belajar mengerti orang lain. Embun pagi yang masih segar menuntunku mengayuh sepeda menelusuri jalan-jalan kota bersama lima orang kawanku.Kicauan burung tak pernah singgah di telingaku,yang terdengar adalah deru mesin-mesin transportasi .

Inilah aku, Nadia Almira Dewi Atmaja gadis remaja yang memberanikan diri merantau di negara orang.Aku adalah manusia yang memiliki catatan sipil sebagai Warga Negara Indonesia.Lahir di Indonesia dan menghabiskan masa TK,SD,SMP ,SMA di kota padat merayap “Jakarta”. Bosan di Indonesia,aku memutuskan untuk hengkang menuju Kansas City, USA.Hengkang dalam arti positif dong..ketertarikanku terhadap musik membuatku menjatuhkan University of Missouri USA sebagai tempat menimba ilmu dan pengalaman.Benar-benar di negeri orang kan? Statusku berganti dari anak perumahan jadi anak kost.

Practice Room Conservatory of Music University of Missouri bak sebuah kuburan di malam minggu.Tentu saja,tidak ada satupun mahasiswa yang rela melepaskan malam minggunya untuk latihan berjam-jam.Apalagi diruangan yang sumpek.Tapi aku tak peduli. Tetap aja aku bermain dengan kort-kort yang ribet menurut orang lain,dan sangat unik plus menyenangkan buat aku.

Berhasil menyelesaikan satu lagu klasik,aku alihkan perhatianku pada laptop merah milikku. Aku sambungkan dengan wi-fi dan mulai mengobrak-abrik facebookku. Bosan, aku beralih membaca email yang masuk.

Subject: Curhatan Hati Sahabat (hehehe galau...)

Date: Tuesday, October 11, 2011 22:01:22 -0700

From: Dhea Danni Agisty

To: Nadia Almira Dewi Atmaja (NADA)

Halooo,,sayang!!!

Kangennn banget aku sama kamu...

Sebulan kaya 1 tahun tau,kamu ngangenin banget orangnya * huekkk muntah-muntah..

Pengen banget kumpul lagi bareng kamu,febi,yolan, nanda..tapi kalian pada kemana.Aku ditinggalin di Indonesia sendirian. Kalian memang teman2 yang tak berperikemanusian dan peri keadilan.

Kapan balik ke jakarta..ehhh masa aku di bilang anak cupu.. gara2 gak pake “loe gue”..temenku bilang gini..”loe logat udah jakarta,tapi ko aku kamu sii” yeee aku jawab aja..aku tampil beda kaleee,gak tampil pasaran..tu anak langsung diem. Diem seribu bahasa juga kali.

Nada......T.T

Si dia lebih mengerti kamu dari pada aku....

Tadi dia dikampus,pas makul b.indo bikin deskripsi tentang kamu..sedalam itu kah dia mengenal kamu..

Saya mempunyai teman,kami berada dalam TK,SD,SMP dan SMA yang sama.Dia seorang gadis cantik yang mempunyai nama Nadia Almira Dewi Atmaja.aku biasa memanggilnya NADA.Nama yang simpel dan mudah diingat.Selaras dengan namanya dia sangat suka bermain musik,suaranya indah.tubunya ideal dengan tinngi 163.......dlllllll...

Ngerti kamu banget kan dia,aku cemburu.,,,

Nad,aku benci sama papaku..dia gak pernah perhatian sama aku..yang bisa papaku lakukan cuma marah,marah,dan marah kalo aku pulang malem.Aku gak betah Nad kalo lama2 dirumah

Papaku.....selalu bikin aku nangis.

Aku tutup http//.www.yahoo.co.id. sejenak terdiam menelan apa yang tadi telah dituliskan oleh sahabatku.Aku juga dalam posisi sebelas duabelas dengannya.Diasingkan sendiri di kota baru, tanpa ada satu manusiapun yang aku kenal.

Kali ini aku merasa beruntung dengan penyakit pelupaku.Tak terasa 4 tahun berlalu tanpa ada omelan dan muka masam dari papa. Aku adalah aku,yang berbeda dengan yang lainnya,aku bahkan sangat bahagia ketika papa meninggalkan bumi ini untuk selama-lamanya. Aku juga tak mau tercipta menjadi anak durhaka.Tapi inilah aku.

***

“Assalamuallaikum”, seruku penuh semangat.” Mamaaaa.......aku pulang”.

“Sayang,ko gak bilang-bilang ke mama sihh, kalo mau balik ke Indonesia ??”, cerca mamaku.

Aku perhatikan raut muka mamaku dengan seksama. Garis muka yang terlihat menggetarkan hatiku. Mama lelah.Ada ulasan harapan di setiap pori-pori wajahnya yang menuntutku menjadi kebanggaannya.Aku sungkan melihat pemandangan ini. Bagaimana dengan aku?? Aku belum dan bahkan tidak pernah mencoba memberi harapan kepadanya. Mama adalah orang tua tunggal yang sangat bersemangat menyekolahkan anak nakalnya ini.

Frame yang tersusun di atas piano tua kami masih sama seperti setahun lalu. Aku menyentuhnya,jelas terlihat kalo mama sengaja gak merubah semua posisi ini, aku belum menemukan tumpukan debu di frame-frame itu. Aku, mama dan papa dalam satu bingkai,senyum dua senti kanan kiri yang tulus.

Bau harum masakan berkuah kental menyeruak hidungku.Aku sangat kenal dengan bau ini,masakan khas padang yang membuatku panas luar dalam..hemm lezatnya.Menuju meja makan,menggambil nasi dan mencicipi kuah rendang merah menggoda.Mamah menemaniku duduk dikursi yang berhadapan.Mamah menyukai nafsu makanku yang menggelora.

“ Pelan-pelan sayang makannya. Mama tau masakan mama enak banget.Tapi gak usah segitunya kali....”canda mama hangat.

“Mamaku sekarang narsis nih.Baru ditinggal satu taun aja sama aku bikin mama jadi gaul gini.Mamah gak makan?” tanyaku menyelidik.

“Mama liat kamu makan lahap banget, sampe mama udah kenyang lyat kamu makan.” jawab mama dengan senyuman.Aku melihat senyum yang sangat bahagia dari dirinya. ”Selesai makan,ke makam papa yah?” tanya mama padaku .

“ Aku ada acara ma..” tolakku.

Kami terdiam,meja makan yang tadinya hangat berubah menjadi tempat di dunia yang ingin aku tinggalkan. Mamah masih mengingat papa.Papah udah bikin aku kecewa.Papah meninggalkan kami dua bulan berturut-turut tanpa ada asupan materi dan psiko. Mama bekerja larut malam,membayar sekolahku dan memenuhi semua keinginanaku.Sampai pada akhirnya toleransiku pada papa hilang tanpa ada bekas sedikitpun. Aku pikir mama merasakan hal yang sama.Tapi di meja makan ini,aku salah.Aku berharap papa menyesal di dunia barunya itu.

Aku suka liat mama ngobrol sama temen-temennya ,.. kaya ada jaminan aja mamah pasti keliatan seneng didepan mereka. Aku suka liat mama diskusi sama temen sekantornya,... setidaknya mama bakal sibuk ngajarin mareka dibanding nyeritain perasaan yg lagi mama rasain.Aku suka liat mamah tidur... paling nggak, mama sedikit melupakan rasa sakitnya.Aku suka ngeliat mamah ngutarain kerapuhannya, karena bisa dipastikan mama bakal kembali tancap gas pol setelah itu.

Aku mencari disemua sudut rumah.Aku tak melihat mamah.Mungkin mama ke makam papa. Papa adalah laki-laki beruntung, karena masih ada mamah yang mencintainya walaupun sudah jelas mama terluka.

“Sayang...” mamah memanggilku. Mama sudah pulang.Melupakan kebisuan di meja makan tadi,aku menghampirinya.Aku berdiri disamping kursi yang mama duduki.Mama menyuruhku duduk.Tiga menit tanpa ada kata dari kami.

“Sayang,,,Kamu udah besar sekarang.Papah disana pasti bangga melihat putri kesayangannya tumbuh menjadi anak yang cantik dan baik hati. Papa pasti tersenyum melihat kamu yang keras kepala ini. Papa pasti tak mengizinkan kalo mama menyakitimu. Papa pasti marah pada orang yang mengecewakan putrinya.Senyum papa indah,sayang.” ujar mama, mengena di hatiku.

“Tapi kenapa papa...?” aku berusaha menyangkal.

“ Hari itu,papa menjemputmu ke tempat latihan musik.Kamu minta papa buat jemput kamu kan?Ujannya deres banget waktu itu. Jalanan licin, mobil papa menabrak trotoar. Papah terlempar ke sungai. Saat itu, papa gak konsen karena paginya papa habis rapat di Bandung dan terburu-buru jemput kamu.Papah gak mau putri cantiknya menunggu lama. Papa koma selama dua bulan. Dan akhirnya.. papameninggalkan kita.” Ulas mamadengan raut wajah sedih. Air mata menggenang di mata mama, sedikit menahan tangis.

“Mama....”aku terpaku sedih dengan memandangi mama.

“Mama takut kamu merasa bersalah.Kamu masih belia.Papa pasti setuju dengan keputusan mama. Mama gak mau kamu terbebani dengan ini. Mama pikir ini waktu yang tepat. Papa mengerti akan kebencianmu padanya.Sekarang kamutelah mencintai musik dan mama yakin kamu tidak akan meninggalkan impianmu hanya karena hal ini.Maafkan mama yang membuatmu benci kepada papa.”

Dunia yang aku pijak sekarang terasa begitu dingin.Aku marah pada mama.Mama menyembunyikan ini semua dari aku.Tapi aku tak mampu meluapkan emosiku. Aku peluk mama,aku gak mau kehilangan lagi orang yang sangat menyayangiku. Papa?? hanya tangis yang bisa mengucapkan maafku padamu.Aku salah tentang dirimu.

***

Subject: Ini lah aku,tentang papah

Date: Monday, October 15, 2011 20:01:22 -0700

From: Nadia Almira Dewi Atmaja (NADA)

To: Dhea Danni Agisty

Sekedar ingin berbagi penyesalan

Mungkin mama lebih sering menanyakan keadaan anaknya setiap hari .tp taukah kamu jika papamu yg mengingatkannya utk menelfonmu?

Mgkn mama yg lebih sering mengajakmu bercerita,tp taukah kamu sepulangnya ia bekerja dgn wajah lelah ia selalu menanyakan kabarmu dari mama mu?

waktu kecil..

Papa mengajari putri kecilnya bermain sepeda. Setelah dia mengganggap kamu bisa ia melepaskan roda bantu di sepedamu, Saat itu mama menutup mata karena takut anaknya terjatuh lalu terluka.tp ayah dgn yakin menatapmu mengayuh sepeda dgn pelan karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa.

Saat kamu menangis meronta meminta boneka yg baru,mama menatapmu iba,tetapi ayah mengatakan dgn tegas "kita beli nanti,tapi tidak sekarang" karena ia tidak ingin kamu menjadi manja dgn semua tuntutan yg selalu di penuhi.

ketika kamu remaja

kamu mulai menuntut utk keluar malam. Lalu papa mulai bersikap lebih tegas ketika mengatakan "tidak".
itu utk menjagamu karena kamu adalah sesuatu yg berharga.
Lalu kamu masuk ke kamar membanting pintu.
Tp yg dtg mengetok pintu dan membujuk mu adalah mama.
Taukah kamu saat itu dia memejamkan matanya dan menahan diri,karena Dia sangat ingin mengikuti keinginanmu. Tp lagi2 dia harus menjagamu.

saat seorang cowok mulai sering datang mencarimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia. Dan sesekali menguping atau mengintip saat kmu sdg brdua di ruang tamu. Tahukah kmu dia merasa cemburu?

dan saat dia melonggarkan sedikit peraturan, kamu melanggar jam malamnya. Ia duduk di ruang tamu menunggu mu pulang dgn sangat2 khawatir. Wajah khawatir itu mengeras ketika melihat putri kecilnya pulang terlalu larut. Dia marah. Karena hal yg di takutinya akhirnya datang "putri kecilnya sudah tidak ada lg"

saat papa sedikit memaksamu utk menjd seorang dokter. Ketahuilah bahwa ia hanya memikirkan masa depanmu nanti. Tp toh dia tetap tersenyum saat pilihanmu adalah menjd seorang penulis.

sampai saat papa harus melepasmu di bandara. Bahkan badannya terlalu kaku utk memelukmu. Ia hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu. Dia ingin menangis seperti mama yg menangis dan memelukmu erat. Tp dia hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu berkata "jaga diri baik2". Agar kamu kuat utk pergi.

saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yg mengerutkan kening adalah Papa. Berusaha mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dgn yg lain.

ketika permintaanmu bukan lg sekedar meminta boneka baru, dan ia tau ia tidak bisa memberikan. Dia sangat ingin mengatakan "iya nak,nanti kita beli" dan saat kata2 yg keluar adalah "tidak bisa" dari bibirnya. Tahukah kamu Ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum.

saat kamu sakit dan tidak berada di dekatnya. Papa terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak berkata "sudah di blg jgn minum air dingin!".berbeda dgn mama yg memperhatikanmu dgn lembut.
ketahuilah saat itu ia benar2 khawatir dgn keadaanmu.

dan di saatnya nanti kamu wisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah org pertama yg berdiri dan memberi tepuk tangan utk mu. Dia yg tersenyum bangga dan puas melihat "putri kecilnya yg tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

sampai saat seorang teman hidupmu datang dan meminta izin mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati2 memberikan izin.karena ia tau laki2 itu yg nanti akan menggantikannya.

dan saat Papa melihat mu duduk di panggung pernikahan bersama seseorang yg di anggapnya pantas menggantikannya. Papa pergi kebelakang panggung,dan menangis "tugasku telah selesai dgn baik.putri kecilku yg lucu telah menjadi wanita yg cantik"

Papa hanya bisa menunggu kedatangan mu dan cucu2nya sesekali utk menjenguknya. Dgn rambut yg telah memutih dan badan yg tak lagi kuat utk menjagamu dari bahaya.

papa adalah sosok yg harus selalu terlihat kuat bahkan ketika dia tidak kuat utk tdk menangis. Harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. papa jg orang pertama yg selalu yakin bahwa "kamu bisa" dalam hal apapun.

tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih syg seorang papa hingga tugasnya selesai.kmu adalah salah satu org yg beruntung. Karna papa adalah sosok superhero yg hebat.

Aku senang emailku terkirim sempurna. Tapi, dalam hatiku masih terselip rasa bersalah dan menyesal karena telah berprasangka buruk pada papa. Bukan hanya itu , aku merasa sepertinya semua yang aku tulis tadi tak akan pernah terwujud karena papa teleh tiada.

***

Di kamar, kuambil diaryku. Kuambil sebuah pena denagn tinta warna hitam. Dengan membayangkan papa, mengingat segala kebaikannya padaku seperti yang mama ceritakan, kugoreskan sejumlah kalimat indah untuk menggambarkan sosok seorang lelaki hebatyang pernah menjadi ayahku.Kutuliskan apapun yang kurasakan saat itu, saat sebelum aku tahu kebenarannya dan apa yang kurasa saat ini.

“kkrrriiinnggg !!!” jam wakerku berbunyi. Aku begitu kaget. Kuraih jam itu dan segera kumatikan lalu kembali berbaring danmenutupkan selimut ke seluruh badanku lagi. “Nadaa !!! Bangun, nak !! Udah jam tujuh lewat sayang !! kamu gak mau melewatkan sesuatu kan hari ini ??” teriak mama membangunkanku. Mendengar kata-kata mama yang terakhir aku teringat akan sesuatu yang harus kulakukan hari ini. Dengan segera kusingkirkan selimutku, kuambil handuk, lalu menuju kamar mandi.Kulihat di cermin penampilanku sudah rapi, lekas kuambil kunci mobil, kucium tangan serta kedua pipi mama. “Doain lancar ya, ma.. Aku berangkat dulu. Daahh..” sambil berlari meniggalkan mama menuju mobilku.

***

Aku duduk di depan sebuah piano klasik. Kupandangi piano itu. Selintas kulihat wajah papa di benakku, seakan-akan ia hadir di sana dan hendak melihatku mewujudkan mimpiku. Ya ! dengan piano itu akan kuwujudkan mimpiku, mimpi sebagai pianist ternama yang dihiasi dengan cerita sedih tentang papa.

Aku mulai menyentuhkan kesepuluh jemariku ke atas tuts-tuts hitam dan putih itu. Kuciptakan melodi yang indah tentang papa. Tak kusangka air menggenang di mataku semabari perlahan menetes jatuh membasahi pipi begitu kurasakan lagu itu begitu dalam tentang papa. “inilah mimpi yang merenggut nyawa papa, ini mungkin mimpi yang indah namun menjadi buruk ketika aku terbangun. Tapi, aku janji samapapa, aku akan membuat ini nyata dan terlihat indah.. SELAMANYA. Semua untuk papa.” Ujarku dalam hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun