Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Editor - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tahun Baru Kali Ini Bukan Milikku

31 Desember 2015   11:38 Diperbarui: 31 Desember 2015   18:58 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke pungutan 25 ribu itu, untuk apa? Untuk petugas senang senang menikmati malam tahun baru dengan menyalakan mercon, kembang api bahkan hingga minuman keras atau narkoba. Bukan untuk menyenangkan para tahanan. Memang saat itu mereka diberi kebebasan pintu tidak dikunci sampai larut malam,  itu saja hadiah untuk para napi ditahun baru .  

Bukan rahasia umum, di luar memang pengumumannya tidak menerima pungli, no hp.  Bebas narkoba dsb. Kenyataannya? Jauh api dari panggang. Gila ya mentalnya!!  Belum lagi semalam katanya petugas mengedarkan makanan nasi bungkus dengan pepes yang harus dibayar 20 ribu per kepala! Gila yaa... pemerasan ini, kalau tidak maka napi akan ditendang dan dimaki maki seenaknya. Ya Allah... tidak manusiawi dan makan dengan uang yang tidak halal. Lah gimana nggak halal coba bayangkan pembaca... Mereka kan memberi makan untuk anak dan keluarganya.

Dimana revolusi mentalnya, belum lagi kalau keluarga menjenguk itu napi tiap pintu dimintakan uang juga. Bukannya senang ditengok keluarga, malah harus keluar uang. Bagi yang banyak uang lumayan. Bagaimana yang keluarga tidak mampu? Lepas ya,  mereka salah atau tidak. Wajar suami sahabatku badannya turun drastis dari yang gempal kini lebih kurus dan tirus. Aku sedikit menghiburnya.  Lumayan, aku saja mau kurus nggak bisa mbak he he (miris.com)

Itu kenapa kukatakan tahun baru seharusnya tidak ku nikmati dengan senang senang walau sesaat. Ya itu ikut merasakan kesedihan orang orang yang bernasib tidak beruntung sepertiku. Aku merasa diriku lebih beruntung dari pada sahabatku ini. Namun sebagai sahabat aku hanya bisa mendengar curhatnya dan memotivasinya dengan sabar. Bisa merasakan, bagaimana kalau posisiku seperti itu. Jadi kupikir tahun baru kali ini bukan lagi milikku. Milikku adalah apa yang sudah allah karuniai dan wajib kusyukuri. Kujaga  jangan sampai aku menjadi manusia kufur nikmat.

---

Ilutrasi: Travel.Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun