Hari ini adalah waktunya TWC-5 (Tacher Writing Camp) seperti biasa di Wisma UNJ , tempat yang representatif dan terjangkau dari mana mana . Yah walaupun masih brandingnya terbangun adalah MC dan belum mengijinkan aku untuk duduk manis belajar , kusyukuri dan kunikmati saja peran ini , kenapa tidak toh sambil bekerja masih bisa mencuri dengar ilmu dari nara sumber hebat yang TWC ini hadirkan . Dengan biaya hampir 800 ribu ,  Peserta dari berbagai daerah , jabodetabek tidak mengurangi antusias untuk  hadir 3 hari 2 malam. Â
Â
Aku memang tidak pamit dengan anak anakku untuk menginap , hanya aku bilang akan pulang malam saja . Namun mengingat perjalanan pagi yang serba macet yaa, ini adalah yanggal 24 desember , hari yang menjadi bagian dari cuti nasional , walaah rasanya seperti suasana Idul Fitri saja keadaannya . Tentunya dengan dumelan panjang pendek yang kurasakan dalam hati saja , heran deh orang Indonesia , ga boleh lihat libur sedikit , cuti bersamaa , selaluuuuu saja parkir dijalan bersama alias bermacet macet ria dengan tujuan berlibur atau mencari suasana beda diperkotaan menuju desa tapi rela menembus aneka kemacetan . Huft . . .Â
Â
Sejak sore 2 jagoanku abang Luthfi dan adek Husseinku bungsu terus bertanya via BBM , ibuuu pulang jam berapa . Hihi aku memaklumi kecerewetan mereka bahkan menikmati , karena kini yang mereka punya adalah aku orang tuanya tunggal setelah alm suamiku meninggal hampir 3 tahun lalu . Aku sempat bingung aduh macet lagi nggak yaa , dapet kendaraan untuk pulang nggak ya . Itu pertanyaan pertanyaan yang hadir dalam hatiku. Â
Â
Jam 5 selesai aku ingin pulang , tapi melihat antusias peserta dari daerah dan keakraban yang dibangun serta keinginan untuk aku terus bersama mereka mendampingi semangat belajar mereka , tak tega rasanya . Maghrib kulewati dengan sedikit gundah . Dikamar aku bersama peserta dari Banten Ibu Bahiyah yang akrab dipanggil ibu mbay kuajarkan bagaimana asyiiknya menulis di blog sepertiku . Wah beliau suka sekali dan kami asyik pula berdiskusi tak terasa pukul 8 malam ketika bang Namin mengingatkan kami untuk kembali masuk kekelas untuk masuk sesi praktek menulis dan lomba. Â
Â
Disitu aku baru teringat dan segera menuju Omjay tadi sore beliau sempat menawarkan untuk memanggilkan Gojek . Aplikasi transportasi motor online yang saat ini memenuhi dahaga rakyat indonesia akan kebuntuan transportasi  yang masih carut marut di Indonesia . Terbayangkan pulang malam , Mayasari 57 kalau jam 20.00 sudah jarang aku masih harus menuju ke bekasi lagi dari peumpung nanti , belum lagi nanti kalau sudah sampai bulak kapal pasti menunggu lagi angkot ke tambun Kompas tempatku . Ah sudahlah merasakan untuk pertama kali aku ke Bekasi menggunakan ojek online . Tidak sampai 10 menit gojekpun sudah datang , Tepat 20.15 aku sudah bisa mendapatkan gojek. Â
Â
Tukang gojeknya ramah , menawarkan bawaanku untuk diletakkan di gantungan motor , waaah baik sekali . Lalu dia berikan  helm hijau khas warna gojek online . Beliau juga menawarkan masker sebagai hal yang wajib dipakai oleh konsumennya . Selama ini aku hanya menjadi penonton saja dari para pengguna Gojek . Kini merasakan fasilitas dari Gojek yang kini menjadi idola bagi yang tidak bisa naik motor atau tidak punya motor  ha ha (lebay yaach).Â
Â
Diawal aku tanya berapa biayanya , sama bu 15 ribu kemana saja . Waaaah. Semakin bersemangat aku , saat itu sempat ragu . Tapi kutepis keraguan itu , pokoknya judulnya pulang dan sampai dirumah dengan selamat . Benar fikiranku , masih ramai kendaraannya dijalan maklum malam Natal juga bagi kristiani . Sepanjang jalan aku diam saja maklum belum nyaman diboncengi orang asing , selama ini aku memang membawa sendiri motor . Namun sejak setahun belakangan ini jagoan jagoanku , tidak mengijinkan aku membawa motor , rasa khawatir mereka terlalu tinggi. Â
Â
Sepanjang jalan aku berpikir , wih murah juga nih 15 ribu sedikit heran . Padahal jauh benar loh dari Rawamangun ke Kompas Tambun Bekasi . Karena macet , hampir 2 jam juga loh perjalanan kami  , ditingkahi dengan supir gojek yang mengisi bensin karena kehabisan dan jarak kami yang jauh xixixixi. Tinggal 1 belokan menuju rumah , abang gojeknya membuka Hpnya , sempat diam lalu menunjukkan hpnya disitu ada area hijau yang ternyata ada di daerah terminal bekasi . " Bu kita sudah melewati daerah batas ini katanya . Oh ya bang , lalu  gini saja nanti kita bicarakan setelah tiba dirumah yaa.Â
Â
Sampai rumah barulah kutanya , gimana bang  Berapa saya harus tambah ? tanyaku . Terserah ibu saja kebijak sanaannya . Seharusnya kalau sudah lewat hitungannya beda orderan lagi bu , tapi ya sudahlah saya yang salah diawal katanya santun . Aku tidak tega juga tapi recehku hanya ada 26 ribu , bang hanya ada segini yaa ? Gak papa kan ? gapapa bu terimakasih . Katanya dengan santun. Hhhhh akhirnya merasakan juga gojek , Asyiiik juga ternyata , pengalaman naik gojek hari ini . Lain kali akan kunikmati lagi , bila aku tak mungkin harus menggunakan motor atau tempat tempat yang belum aku pahami. Pembaca , semoga pengalaman ini bisa menjadi pengalaman juga untuk anda. Â
Â
Wisma  UNJ , 25 Desember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H