Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Editor - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadi Guru Matematika Itu . .

3 April 2015   20:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:34 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.davinanews.com

Hari ini didepan mahasiswa Pendidikan Matematika dan PGSD aku sangat bersemangat mengajarkan bagaimana menjadi guru matematika yang baik itu yang seperti apa . .Mengapa ? Karena aku sadar betul mereka adalah calon calon guru yang akan membentuk generasi muda bangsa ini untuk menyukai matematika sejak dini . Lewat tangan tangan merekalah nanti , semangat siswa akan terbangun atau kuncup sebelum waktunya . Berdasarkan pengalamanku sendiri  , baik sebagai siswa yang belajar matematika maupun guru matematika , banyak hal yang bisa dijadikan pengalaman. Aku bukan orang yang jenius , atau memiliki IQ tinggi seperti Professor Yohanes Surya , badanku pun tidak tinggi ( what . . .??? apa hubungannya ???? hihihi , just kidding ) Tapi aku punya keinginan yang lebih tinggi dari siapapun , apa itu ? Aku ingin anak anak Indonesia menyenangi dan positif thinking terhadap pelajaran Matematika .

www.anneahira.com

Tak perlu memiliki IPk ( Indeks Prestasi Kumulatif ) yang mencapai sempurna atau cumlaude untuk bisa mengajarkan anak SD -SMP atau SMA untuk mengerti matematika , tetapi butuh kemauan dari seorang guru matematika untuk bisa mentransfer ilmu matematika dengan bahasa yang bisa dipahami siswa , bahkan membangkitkan keinginan lebih dalam lagi siswa tentang matematika . Hiks , saat di IPB dulu kalkulus ku 3ku sempat jelek , dan itu sempat membuat semangatku melemah untuk bertahan menjadi guru matematika . Namun , seiring dengan berjalannya waktu , ditambah aku mau belajar lagi untuk lebih baik atau mencari cara mudah yang dipahami siswa . . .pelan pelan aku menggulirkan pada siswa siswi yang belajar matematika " SAY EASY FOR MATHEMATIC " . Belajar dan mengerjakan matematika dengan cara mudah menyenangkan . Betul memang tidak mudah dalam artian nyata sesungguhnya . Tapi yang kumaksud disini adalah , menjadi guru yang bisa memotivasi siswa dikelas bahwa matematika itu mudah bila mereka mau berusaha , Pengalaman mengajar matematika di SD menghadapi siswa siswi dikelas 2 , butuh kesabaran luar biasa dengan sepenuh daya upaya untuk membangkitkan minat belajar matematika siswa dikelas . Dan itu semua dimulai dari kita , sebagai guru . Mengapa begitu , dimulai dengan sikap disiplin dan professional kita yang ikhlas mengajar mereka memahami matematika walau itu tidak mudah . Kugunakan siswa yang saat pertama kujelaskan dan kustimulasi langsung mengerti , lalu setelah kunilai , mereka kuminta untuk membantu minimal kawan sebangkunya untuk bisa mengajarkan bagaimana caranya . Setelah teman sebangku baru ke teman yang lain , begitu juga mereka yang sudah dibantu dan mendapat nilai bagus juga , kuminta untuk bersikap serupa . Hasilnya ? lumayan , cukup membahagiakan . Ketuntasan nilai untuk materi yang saat itu kuberikan mencapai 75% bahkan lebih . Efeknya untuk siswa yang menjadi agent kepanjanganku , mereka merasa bangga bisa mengajar temannya , bahkan ikut membuat temannya mendapat nilai yang bagus seperti mereka . Ku yakin , mungkin saat itu dengan bahasa antar mereka lebih mudah dipahami dari pada bahasa penyampaianku . Dan itu masih kugunakan sampai saat ini aku mengajar di SMK . Sebelumnya diawal juga aku selalu memberikan kontrak pembelajaran yang jelas dengan mereka , agar selalu menyiapkan diri untuk sukses menjemput ilmu . Dimulai dari kerapihan pakaian mereka , lingkungan belajar mereka (Kebersihan ) dan kerapihan buku tulis maupun buku pelajaran pegangan mereka . Lalu saat kujelaskan atau aku sedang membahas soal kuminta semuanya untuk memperhatikan. Gimana dengan siswa SD seperti mereka yang kelas 2 SD ? Sama , yang jelas wibawa sebagai guru selalu kukedepankan . Jika mereka salah ya tetap kuhukum , tapi jika saat berlatih dan harus melucu ya akupun tak malu atau segan segan melakukan itu .Bahkan aku sering mengunakan bahasa gaul yang sedang populer di TV atau lingkungan saat itu . Tidak kaku , Diawal awal mereka sempat tegang dan takut , tetapi perlahan tapi pasti di akhir semester berikutnya , mereka sudah berani maju kedepan satu persatu untuk mengerjakan latihan . Kadang kadang saat istirahat aku bisa bernyanyi bersama mereka , atau makan bersama mereka dikelas . Sambil kutanya tanya tentang keluarga atau hobby mereka . Artiya disiplin dan merangkul kugunakan untuk menyelami/ memahami mereka sebagai peserta didik . Aku juga termasuk rajin memberikan soal latihan dan dibahas bersama , sehingga mereka tahu apakah pekerjaan mereka benar atau tidak lalu setelah itu kuberi nilai . Tak jarang aku menulis besar besar " VERY GOOD atau EXCELLENT " jika mereka mencapai niai maksimum . Sekali kali , kuberi permen atau uang 1000 rupiah buat yang mencapai nilai maksimum pertama . Artinya reward dan punish " Hadiah dan hukuman " benar benar kufungsikan . Kuis 5 atau 10 soal dengan dikte atau imla tak jarang kulakukan . Dan mereka senang sekali karena hasil kerja mereka dihargai dan jadi punya motivasi untuk bisa dan mendapat nilai baik dariku . Bagaimana dengan di SMK ? sama kok , hanya karena mereka sudah lebih dewasa aku berusaha menanamkan arti sebuah tanggung jawab dengan kemauan , bukan karena paksaaan . Oh ya , ada hal yang terlupa , aku  tidak penah lelah memberi motivasi kepada mereka berupa nasehat atau renungan setiap awal pertemuan , 5-10 menit itu pasti . Mengajarkan kepada mereka bahwa jangan pernah belajar untuk guru atau orang tua , tetapi untuk mereka sendiri , dengan menyebutkan contoh orang yang sukses karena punya kemauan belajar yang kuat . Atau renungan tentang gajah yang besar tapi tidak punya kemauan jalan , biar didorong orang sekampung juga pasti tidak akan cukup atau mampu , tapiiiii kalau gajah sudah mau jalan , yakin tidak usah dicolek pasti sudah mau jalan . Nah itulah kuumpamakan kemauan belajar mereka Entah berapa kali  aku bercanda ke mereka , mas mbak , mis juli pakai cara guru kuno saja dech , Kalau kamu mau dapat nilai baik , Hadir - Mengerjakan tugas ( Mau benar atau salah paling tidak ada kemauan untuk berusaha mengerjakan ) -  dan sikap yang baik pada guru , sudah !! yakin KKM pasti ditangan . Mis ga perlu anak pintar tapi sombong , nggampangin guru atau teman , selalu ingin melanggar peraturan. Tapi yang mis butuhkan adalah hati ( sikap ) belajar yang baik ada kemauan , mau berbagi keteman , mau taat pada peraturan . Dan hal itu akan selaras dengan keadaan didunia nyata saat mereka terjun ke dunia kerja atau masyarakat . Tak jarang aku sering terkaget kaget , saat yang dulunya menurut pengakuan mereka tidak bisa dan tidak mau mengerti matematika , setelah belajar denganku , mereka jadi mau belajar dan mengerti . Tidak pernah ada kata tidak bisa dalam kamusku sebagai guru dikelas , kalau mereka tidak mau maju mencoba karena takut salah , kukatakan " jangan pernah takut untuk SALAH !! Karena dengan salah kamu jadi tahu mana yang BENAR nak !! kataku bersemangat . Coba dulu , hasil nomer sekian kataku . Sehingga mereka merasa kurangsang dan kupacu untuk bisa . Contoh lagi , kalau mereka maju , tidak kuijinkan membawa buku alias copypaste . Kalau kamu bisa mengerjakan dibuku, kamu juga pasti bisa dipapan tulis nak . Disitu akan teruji apakan mereka sudah mampu atau belum . Semua kuberi kesempatan yang sama , karena aku yakin setiap anak itu pasti bisa !!. Hanya masalahnya mau atau tidak , itu THOK !! ( Kadang kuledek , anak TK juga bisa mindahin isi tulisan mbak / mas , tapi mindahin isi kepala kepapan tulis pasti bukan anak TK kataku he he ) . Ya walaupun belum bisa menumbuhkan 100% minat belajar siswa sekelas , paling tidak disetiap kelas selalu ada 50% siswa yang memiliki kemauan belajar / mengerjakan tugas dengan bersemangat  Bahkan untuk anak Otomotif yang 4 tahun ini kuajarkan  .  Alhamdulillah . Dan itu terus kulakukan , dan terus kukembangkan pembelajaran yang mendukung pemahaman terhadap matematika . Seperti menggunakan facebook , twitter , bb , atau whatssap sebagai alat komunikasi yang artinya mau ditanya , dan jadi tempat bertanya kesulitan mereka terhadap matematika . Terakhir , kugunakan blog untuk bisa menjadi media untuk memberikan materi atau latihan soal atau latihan ulangan , walau aku tidak bisa mengajar dikelas . Ya , Aku juga tidak malu untuk belajar tentang IT yang mendukung pembelajaran matematika yang justru itu memudahkanku mengajar dikelas  . Entah karena sakit , atau harus mengikuti kegiatan kedinasan disekolah / Diknas . Jadi tidak ada kata tidak belajar bersama mereka , keculi libur sekolah . Disitu aku mengajarkan pada mereka belajar bertanggung jawab pada situasi apapun . Jadiiiii , masa gurunya sudah aktif  ( Cantik lagiiiiii hiiii ) seperti ini , siswa siswaku minat belajar matematikanya tidak tumbuh siiiiich ? Oh Noooooo . ya tetap ada sih paling sekitar 10-20% karena faktor beragam , seperti daya dukung keluarga , faktor internal malas dan masalah keremajaan mereka atau terbawa situasi lingkungan kurang baik seperti bolos , kabur dari kelas , merokok dan nongkrong diwarnet dan sebagainya . Itulah mengapa aku berkata pada Omjay bahwa aku ingin menjadi Blogger Matematika , tujuannya adalah berbagi dan mengajak guru guru dan calon guru untuk mengajarkan matematika yang menyenangkan untuk anak anak termotivasi bisa . Dan aku berharap bisa membentuk Komunitas Blogger Matematika yang akan bersatu padu menjadi media sharing dan memotivasi teman teman guru / calon guru untuk terus bersemangat mengajar matematika mudah " SAY EASY FOR MATHEMATIC " amiiin yra Griya Tambun , 28 Maret 2015 " Bangga menjadi Blogger Matematika "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun