SEDAYA? Mungkin banyak yang masih bertanya-tanya apa itu SEDAYA. SEDAYA (Seni Dayak Atma Jaya) merupakan acara rutin tiga tahunan yang diselenggarakan oleh KBMDA (Keluarga Besar Mahasiswa Dayak Atma Jaya Yogyakarta).Â
Tahun 2018 ini, SEDAYA kembali digelar di Taman Kuliner Condong Catur, Sleman, Yogyakarta, pada 1 Desember 2018. SEDAYA sudah diselenggarakan sejak tahun 2015 dan tahun ini merupakan kedua kalinya acara ini diadakan.
 "SEDAYA tahun ini kami mengangkat tema hilang karena menurut kami kebudayaan-kebudaayaan Dayak ini  sudah hampir hilang. Terutama, Sape dan tato sudah kurang peminatnya oleh orang Dayak itu sendiri,"ujar Marihot Tua Sitohang, ketua penyelenggara SEDAYA 2018, di Taman Kuliner Condong Catur, Sabtu (1/12).
"Jadi kami disini bertujuan untuk meingatkan kepada mahasiwa-mahasiswa Dayak bahwa kebudayaan ini harus tetap dilestarikan. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan kebudayaan Dayak kepada mahasiwa-mahasiwa di luar Dayak," imbuhnya.
Acara ini terbuka bagi umum dan tidak dipungut biaya, pengunjung cukup mengisi buku tamu saja untuk medapat akses masuk. Tepat di depan pintu masuk terdapat panitia yang berjaga dengan mengenakan pakaian adat Dayak dan menyuguhkan minuman tradisional Dayak yaitu Tuak. Tuak yang disuguhkan adalah produksi rumahan yang dibuat sendiri oleh panitia.
Dalam acara ini panitia juga menyediakan dua stand di dekat pintu masuk. Stand pertama merupakan stand hand tapping tattoo dengan seniman Ricky Honda. Tato ini termasuk jenis tato tradisional Dayak yang keberadaannya sudah mulai jarang ditemui.Â
Proses pembuatan tato ini menggunakan alat berupa tongkat kayu dengan panjang berkisar 30 cm, dimana pada bagian ujungnya  terdapat jarum dan satu tongkat lagi dengan panjang yang sama, namun diameternya lebih besar. Serta, tinta yang dituangkan dalam batok kelapa.
Dalam rangkaian acara SEDAYA 2018 diselenggarakan juga perlombaan Sape. Sape merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Dayak dan  dimainkan dengan cara dipetik. Perlombaan Sape ini diikuti oleh enam orang peserta. Pemain Sape kondang dan terkenal dikalangan orang-orang Dayak, yaitu Ardo, Adi dan Ongki menjadi juri untuk perlombaan Sape ini.
Acara ini turut disemarakkan oleh penampilan dari komunitas dan kelompok musik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, seperti  Delacroix, Seni Budaya Nusantara, Pria Tamasya, Komunitas Tari UAJY dan Law Coustic.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H