Mohon tunggu...
Mokhammad Misdianto
Mokhammad Misdianto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah praktisi di bidang Teknologi Informasi khususnya di dunia Penerbangan yang memiliki pengalaman tidak kurang dari 13 tahun. Saat ini sedang menekuni hobby baru di dunia penyelaman di laut terbuka selain tetap menjalankan hobby yang lain yaitu membaca, jalan-jalan dan menikmati makanan enak dan sehat. Sesekali Saya masih sempat untuk nge-wiki.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bipang? Jipang? It's Puff Rice Cakes

23 September 2011   15:40 Diperbarui: 4 April 2017   17:14 3833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertepatan dengan peringatan Idul Fitri, aku berkesempatan untuk pulang ke rumah orang tuaku di Malang dan kami sempat mengadakan pertemuan keluarga besar yang diadakan di Hotel milik dari Republik Telo di area Purwodadi. Perjalanan dengan GA dari Jakarta cukup menyenangkan apalagi ditunjang dengan jalan-jalan yang lengang di ibukota karena sebagian besar penghuninya berdesak-desakan di jalur utara dan selatan pulau Jawa untuk pulang kampung. Dalam acara tersebut, ada banyak makanan kenangan yang dibawakan oleh saudara-saudara dan juga Bude dan Bulik tercinta dan salah satunya yang cukup menarik perhatianku adalah Jipang. Ya, aku dulu mengenalnya dengan nama Jipang, penganan manis dari beras yang mengembang dan berwarna putih besar tapi bisa dipotong kecil-kecil. Dan yang juga membuatku takjub adalah rasanya. Saat ini, mereka tersedia dalam berbagai rasa, dari Kelapa, Kopi, Jeruk, Strawberry, Melon dan masih banyak lainnya. Sedikit sejarahnya dari makanan itu adalah sebagai berikut: Sejarah Bipang Jangkar

Inilah produk pertama Bipang Jangkar . Dari kiri ke kanan :

  • Bipang Djangkar Biru (DB)
  • Djangkar Hijau(DH) dan
  • Djangkar Merah(DM).

Bipang DB dan DH merupakan bipang rasa vanila. Inilah “original flavour” dari bipang. Kemudian rasa vanila dicoba dikombinasikan dengan susu, sehingga terciptalah Bipang DM. Kemasan kertas ini masih kami pertahankan sampai sekarang untuk menjaga keaslian citarasa Bipang.

bipang tutty fruity
bipang tutty fruity
Sekitar tahun 1980-an  terciptalah Bipang Jangkar rasa Tutty Fruity. Bipang ini menggunakan esen Tutty Fruity. Rasanya harum dengan aroma buah-buahan.
Seiring perkembangan jaman, Bipang Jangkar mulai dikembangkan dengan berbagai macam rasa dan dibuat kemasan satuan. Ini membuat bipang lebih praktis dan tahan lama. Inilah Bipang Jangkar rasa Kelapa. Bipang ini menggunakan esen kelapa, susu, dan kelapa parut, sehingga kelapa-nya lebih terasa gurih dan harum.
Berikut ini adalah Bipang Aneka Buah Campur, lebih sering kami sebut Bipang ABC. Bipang ABC ini menggunakan pewarna makanan dan esen.   Tersedia dalam 5 rasa : Kopi Mocca, Jeruk, Strawberry, Kelapa, dan Melon.

Ini adalah Bipang Susu Vanila Campur, singkatnya Bipang SVC.  Selain esen, juga ditambahkan susu sehingga rasa bipang lebih harum. Tersedia dalam 5 rasa : Coffee Cream, Mangga, Susu Vanilla, Coco pandan, Susu Strawberry.
Bipang Kacang Vanila. Ada paduan kacang tanah, susu, dan esen.  Rasanya manis, sedikit asin, harum, dan terasa kacang tanahnya. Bipang, Jipang asal muasalnya Bipang berasal dari Tiongkok. Bi berarti beras, pang berarti wangi. Berarti "beras yang wangi". Dalam bahasa Inggris makanan ringan ini lebih dikenal dengan puff rice cakes. Saya tidak tahu kenapa kata Bipang bisa berubah jadi jipang di lidah orang Indonesia. Karena Jipang sendiri dalam bahasa Jawa berarti labu siam. Bipang dibuat dari beras yang dipanaskan dengan suhu tinggi sampai mekar, kemudian dicampur dengan gula yang telah dicairkan dan vanili, kemudian dicetak dan dipotong-potong. Sehingga camilan ini akan terasa renyah, manis, dan wangi di lidah. Alm. Bapak Kwee Pwee Bok,tinggal dan besar di Pasuruan, suatu kota pelabuhan di Jawa Timur, Indonesia. Beliau pertama kali membuat Bipang ini mulai jaman penjajahan Jepang. Jaman dulu belum ada kemasan plastik seperti jaman sekarang, sehingga bipang dibungkus dengan daun pisang. Kemudian Indonesia merdeka tahun 1945. Bipang mulai banyak dikenal masyarakat Pasuruan. Untuk membedakan dengan produk kompetitor, diperlukan satu nama untuk membedakan. Karena pembeli bipang kebanyakan adalah para pelaut, nelayan, dipilihlah satu nama yang identik dengan dunia pelayaran. Akhirnya dipilihlah nama Jangkar. Sehingga pada tahun 1949 makanan ringan ini terdaftar dengan nama Bipang Jangkar.
Pertama kali menggunakan merk Bipang Jangkar, bipang ini dibungkus menggunakan kertas dan identik dengan rasa vanila. Seiring perkembangan jaman sekitar tahun 1980-an, bipang dikemas dengan kemasan plastik, sehingga bipang lebih tahan lama dan tidak mudah melempem, juga dibuat dengan menggunakan macam-macam rasa seperti buah-buahan. Sehingga sekarang oleh-oleh khas Pasuruan ini tersedia dalam berbagai macam rasa dan kemasan yang bisa dijangkau mulai masyarakat menengah ke bawah sampai menengah ke atas. Kami bangga karena Bipang Jangkar telah menjadi bagian dari makanan khas Pasuruan dan ikut memperkaya kuliner Indonesia. Tips penyimpanan bipang Produk Bipang Jangkar dibuat hanya dengan gula asli, esen dan pewarna khusus makanan, tanpa bahan pengawet.  Sehingga produk kami hanya bisa bertahan kurang lebih 2 bulan dalam kondisi suhu ruangan. Bila terkena panas berlebihan atau kemasannya dibiarkan terbuka, bipang bisa cepat melempem. Supaya bipang  bisa tahan lama, masukkan bipang ke dalam wadah tertutup, dalam hal ini yang terbaik adalah dengan memakai wadah dari Tupperware, lalu masukkan ke dalam freezer/kulkas.  Dengan begitu, Bipang akan tetap renyah dan tahan lama.
Untuk pemesananya bisa diemail ke bipang.jangkar@misdianto.biz atau SMS ke 0877-4614-7302

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun