Mohon tunggu...
Misbahul Ulum
Misbahul Ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Amatir

Juru ketik, anak petani tulen, mantan karyawan negara.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pak Jokowi Memang Lucu, tapi Pak Setnov Lebih Lucu!

6 November 2017   13:21 Diperbarui: 6 November 2017   13:50 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara pribadi, saya adalah salah satu pengagum dan pemerhati sosok Pak Joko Widodo (Jokowi). Perhatian saya bukan sekedar tertuju pada sosok Pak Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Presiden, melainkan juga pada pribadi Pak Jokowi yang menurut saya banyak keunikan dan kelucuan.

Keunikan dan kelucuan tersebut secara jelas dapat kita lihat di berbagai vlog pribadi beliau, serta vlog milik putranya, Kaesang Pangarep. Melalui vlog-vlog yang dengan mudah kita tonton di youtube itu, kita akan melihat betapa Bapak Presiden kita adalah orang yang memiliki selera humor sangat tinggi, humble, dan "suka memberi hadiah sepeda".

Terakhir, kelucuan dan keunikan Pak Jokowi kembali mengemuka setelah beliau mengemukakan gagasan tentang "jurusan meme" di salah satu kampus terbaik di Semarang, UNDIP. (lihat: berita kompas). Sebuah gagasan yang benar-benar segar dan baru.

Lucunya Pak Setnov

Belakangan, kelucuan Pak Jokowi perlahan digeser oleh kelucuan Pak Setya Novanto (Setnov) dalam perkara yang sama, yaitu seputar "meme". Jika Pak Jokowi mengusulkan adanya jujuran meme, justru Pak Setnov malah melaporkan para pembuat meme (meme Pak Setnov saat dirawat di Rumah sakit Premier Jatinegera).

Menurut berita yang saya baca di kompas (Ada 32 Akun Medsos yang Dilaporkan Terkait Meme Setya Novanto), ada 32 akun yang dilaporkan karena terindikasi mengunggah meme Pak Setnov. 32 akun tersebut terdiri atas 15 akun Twitter, 9 akun Instagram, dan 8 akun Facebook. Para pemilik akun tersebut akan dijerat dengan Pasal 27 Ayat 3 Undang-Undang No 11 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Jika boleh jujur, langkah hukum yang diambil oleh Pak Setnov dengan melaporkan akun-akun nakal penyebar meme adalah tindakan yang sia-sia yang buang-buang energi. Hal tersebut justru semakin membuat publik kian membenci sosok Pak Setnov.

Namun, dari peristiwa ini kita juga dapat melihat bahwa Pak Setnov sebenarnya adalah orang yang sangat lucu. Kenapa? Karena, sebagai politikus senior di Partai Beringin (Bahkan saat ini menjadi Ketua Umum), Pak Setnov menunjukkan sikap yang "kekanak-kanakan". Mudah ngambek, marah, dan akhirnya melaporkan para pembuat meme kepada polisi. 

Sebuah sikap yang sungguh sangat disayangkan. Meminjam istilah anak-anak "jaman now", Pak Setnov terlalu baper. Harusnya, Pak Setnov tidak perlu bersikap berlebihan. Sebab, selain Pak Setnov banyak politikus yang juga pernah mengalami kejadian serupa, fotonya dijadikan sebagai meme. Sebut saja Politikus Partai Golkar Nusron Wahid (dijadikan meme saat kasus al-Maidah ayat 51), Polikus Partai Gerindra yang juga wakil Ketua DPR Fadli Zon, Politikus PPP Haji Lulung, sampai jajaran Menteri seperti Ibu Susi Pudjiastuti dan juga Presiden Jokowi.

Hanya saja para politikus tersebut tetap bersikap "selow", sebab mereka sadar bahwa meme adalah suatu hal yang niscaya di era digital seperti saat ini. Meme adalah salah satu bentuk penyampaikan pendapat, hanya saja melalui cara yang agak nakal.

Untuk itulah, ada baiknya Pak Setnov segera mencabut laporan. Karena jika tidak, justru akan muncul ratusan, bahkan hingga ribua meme lainnya menyusul sikap beliau yang berlebihan.

Harus diingat bahwa, meme tersebut muncul bukan karena publik tidak simpati dengan sakit yang diderita oleh Pak Setnov, melainkan publik geram lantaran Pak Setnov "sakit di saat yang tidak tepat", yakni saat ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus Korupsi E-KTP.

Atau dalam bahasa yang sangat sederhana, sepertinya publik ingin bilang bahwa ; "Hai, Pak Setnov. Kemana aja nih? Perasaan, selama ini sehat wal afiyat, kok tiba-tiba sakit parah saat dipanggil KPK untuk memberikan kesaksian? Situ sehat???".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun