Kemudian, 30% dialokasikan untuk keinginan seperti hiburan, belanja, atau makan di luar. Sisanya, 20% digunakan untuk tabungan dan investasi.Â
Dengan metode ini, pengeluaran lebih terstruktur dan tidak keluar jalur.
Selain itu, pekerja baru juga perlu mencatat semua pemasukan dan pengeluaran secara rutin.Â
Saat ini, ada banyak aplikasi keuangan yang dapat membantu dalam mencatat transaksi harian sehingga lebih mudah untuk melihat pola pengeluaran dan menemukan peluang penghematan.Â
Jika pengeluaran bulanan melebihi batas yang telah ditetapkan, evaluasi kembali pengeluaran mana yang bisa dikurangi.
Mempersiapkan Dana Darurat
Salah satu aspek yang sering diabaikan oleh pekerja baru adalah dana darurat.Â
Padahal, dana darurat sangat penting untuk menghadapi berbagai kondisi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, biaya kesehatan mendadak, atau perbaikan mendadak pada rumah dan kendaraan.
Dana darurat yang ideal sebaiknya setidaknya sebesar tiga hingga enam bulan pengeluaran bulanan.Â
Jika seseorang memiliki pengeluaran sebesar Rp5 juta per bulan, maka idealnya dana darurat yang dimiliki berkisar antara Rp15 juta hingga Rp30 juta.Â
Dana ini sebaiknya disimpan dalam rekening yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau instrumen investasi yang memiliki likuiditas tinggi seperti reksa dana pasar uang.
Jika belum memiliki dana darurat yang cukup, pekerja baru dapat mulai menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan setiap bulan hingga mencapai jumlah yang ideal.Â