Aku mengenalmu
seperti angin yang menyapa daun,
tak pernah bertanya,
"ke mana kau akan jatuh?"
Kita adalah hujan yang datang tiba-tiba,
mengguyur tanah tanpa janji pelangi.
Ada hangat di sela jemari kita,
namun tak ada rumah yang menunggu pulang.
Kau memanggilku tanpa nama,
aku menjawab tanpa suara.
Kita berjalan bersama,
tapi jalan ini hanya melingkar---
kembali ke awal,
tanpa ujung, tanpa tujuan.
Aku ingin bertanya,
tapi takut pada jawaban yang menggantung.
Adakah batas untuk sebuah ketidakpastian?
Atau kita hanya berdansa dalam kesunyian,
menunggu waktu yang memisah
tanpa pernah sempat memberi nama.
Jika cinta adalah perahu,
kita memilih terapung,
tanpa layar,
tanpa dermaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H