Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tanpa Nama, Tanpa Arah

23 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:20 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi puisi tanpa nama tanpa arah (sumber:freepik/freepik)

Aku mengenalmu
seperti angin yang menyapa daun,
tak pernah bertanya,
"ke mana kau akan jatuh?"

Kita adalah hujan yang datang tiba-tiba,
mengguyur tanah tanpa janji pelangi.
Ada hangat di sela jemari kita,
namun tak ada rumah yang menunggu pulang.

Kau memanggilku tanpa nama,
aku menjawab tanpa suara.
Kita berjalan bersama,
tapi jalan ini hanya melingkar---
kembali ke awal,
tanpa ujung, tanpa tujuan.

Aku ingin bertanya,
tapi takut pada jawaban yang menggantung.
Adakah batas untuk sebuah ketidakpastian?
Atau kita hanya berdansa dalam kesunyian,
menunggu waktu yang memisah
tanpa pernah sempat memberi nama.

Jika cinta adalah perahu,
kita memilih terapung,
tanpa layar,
tanpa dermaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun