Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Waktu Adalah Puisi

20 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 22 Januari 2025   08:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi waktu (sumber:freepik/freepik)

Waktu berjalan tanpa suara,
melintasi pagi, menyusuri malam.
Ia tak pernah kembali,
tak peduli berapa banyak kau memanggilnya.

Orang-orang cerdas tahu,
bahwa mencemaskan pendapat orang lain
hanya membangun dinding yang tak kasat mata.
Mereka melangkah di jalan sunyi,
berdansa dengan keberanian mereka sendiri.

Gosip berbisik di sudut-sudut,
seperti daun kering yang beterbangan.
Namun mereka memilih diam,
membiarkan angin membawa suara itu pergi.
Karena mereka tahu, kata-kata tajam
bisa mengiris hubungan yang telah lama terajut.

Masa lalu sering mengetuk,
menggenggam pergelangan tangan kita
dan menarik kita ke lorong kenangan.
Namun mereka berkata,
"Maaf, aku harus pergi,
aku punya masa depan untuk ditemui."

Ada kata "ya" yang begitu ringan,
seperti bulu burung yang terbang ke langit.
Tapi mereka paham,
terlalu banyak "ya" bisa membebani sayap mereka.
Mereka belajar mengatakan "tidak"
tanpa rasa bersalah,
menjaga ruang bagi mimpi-mimpi mereka.

Menunda adalah senja yang enggan berlalu,
mengulur malam, menahan pagi.
Namun mereka memilih cahaya,
menghadapi hari,
menyelesaikan tugas sebelum ia menjadi bayangan panjang.

Waktu adalah doa yang tak bersuara,
berlari di antara helaan napas.
Mereka yang cerdas tahu,
waktu adalah puisi,
dan setiap kata harus dipilih dengan hati-hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun