Meminjamkan uang kepada keluarga dapat memunculkan risiko ketidaknyamanan, terutama jika peminjam tidak segera melunasi utang atau bahkan lupa akan pinjamannya.Â
Konflik semacam ini bisa merusak hubungan yang sebelumnya erat dan harmonis.
Jika kamu memutuskan untuk meminjamkan uang, penting untuk menetapkan ekspektasi yang jelas sejak awal.Â
Buatlah kesepakatan tertulis mengenai jumlah pinjaman, tenggat waktu pengembalian, dan konsekuensi jika pinjaman tidak dilunasi tepat waktu.Â
Meskipun hal ini terdengar formal, langkah ini bisa membantu menghindari kesalahpahaman di masa depan.Â
Dalam beberapa kasus, kesepakatan tertulis juga bisa memberikan rasa aman baik bagi peminjam maupun pemberi pinjaman.
Selain itu, pertimbangkan untuk hanya meminjamkan uang yang kamu siap untuk kehilangan.Â
Dengan cara ini, jika utang tidak dilunasi, dampaknya terhadap hubungan dan finansialmu tidak akan terlalu besar.Â
Jangan lupa bahwa meminjamkan uang sering kali lebih efektif jika disertai dengan komunikasi terbuka mengenai kemampuan peminjam untuk melunasi.Â
Dengan adanya komunikasi yang jujur, kamu dapat mengurangi potensi konflik yang disebabkan oleh ekspektasi yang tidak terpenuhi.
3. Memberikan Bantuan Non-Moneter
Jika kamu merasa tidak nyaman memberikan pinjaman uang atau jika orang yang meminta bantuan memiliki kebiasaan belanja yang kurang bijak, memberikan bantuan dalam bentuk non-moneter bisa menjadi alternatif yang lebih baik.Â