Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekonomi Oranye: Peluang Besar di Era Kreativitas dan Inovasi

11 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   07:19 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi orange economy (sumber dokumen pribadi diedit di canva)

Fenomena impor baju bekas atau yang dikenal dengan istilah thrifting memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia. 

Meskipun menjadi sumber penghidupan bagi banyak pelaku usaha kecil, praktik ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi pada produk asing. 

Ketergantungan tersebut menghambat pertumbuhan industri kreatif lokal dan memperkuat dominasi produk impor.

Dengan adanya larangan impor baju bekas, Indonesia memiliki peluang untuk menata ulang sektor perdagangan. 

Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana mengubah para pelaku usaha di sektor ini agar mampu beralih ke bisnis yang berbasis pada kreativitas dan inovasi.

Sebagai momentum penting, pemerintah dan berbagai pihak harus menyediakan ekosistem pendukung yang memungkinkan pelaku usaha untuk berkembang. 

Hal ini mencakup pelatihan keterampilan, akses pembiayaan, dan infrastruktur yang memadai. Selain itu, pelaku usaha juga perlu didorong untuk menciptakan produk lokal yang tidak hanya menarik, tetapi juga kompetitif di pasar global.

Transformasi Bisnis Menuju Ekonomi Kreatif

Transformasi dari bisnis konvensional menuju ekonomi kreatif membutuhkan perubahan paradigma. 

Dalam ekonomi konvensional, fokus utama biasanya adalah pada efisiensi dan pengelolaan sumber daya. Namun, dalam ekonomi oranye, kreativitas dan inovasi menjadi pusat perhatian.

Untuk mencapai hal ini, beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Meningkatkan Pendidikan Kreatif:
    Sistem pendidikan harus beradaptasi untuk mendukung pengembangan kreativitas sejak usia dini. Kurikulum yang berfokus pada seni, desain, dan teknologi dapat membantu menciptakan generasi muda yang inovatif.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Money Selengkapnya
    Lihat Money Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun