Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Pretty Pantry Paradigm, Ketika Dapur Jadi Simbol Gaya Hidup Modern

28 November 2024   06:00 Diperbarui: 29 November 2024   10:25 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaatkan Barang yang Sudah Ada
Alih-alih membeli toples baru, gunakan wadah yang sudah Anda miliki. Anda bisa mendekorasinya agar sesuai dengan tema dapur.

  • Fokus pada Fungsi
    Pastikan dapur tetap fungsional. Jangan terlalu terobsesi dengan estetika hingga mengorbankan kenyamanan dan efisiensi.

  • Pilih Produk yang Ramah Lingkungan
    Jika ingin membeli produk baru, pilihlah yang terbuat dari bahan ramah lingkungan dan dapat digunakan dalam jangka panjang.

  • Sesuaikan dengan Anggaran
    Tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti tren jika anggaran tidak memungkinkan. Kreativitas adalah kunci utama dalam menciptakan dapur yang estetis tanpa harus boros.

  • Kesimpulan

    Pretty Pantry Paradigm adalah bukti bagaimana gaya hidup modern terus berkembang. Dapur yang dulu hanya dianggap sebagai ruang fungsional kini menjadi simbol keindahan dan identitas pemilik rumah.

    Namun, di balik keindahannya, tren ini juga membawa tantangan, mulai dari konsumsi berlebihan hingga potensi dampak lingkungan. 

    Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengikuti tren ini dengan bijak, tetap menghargai fungsi dapur, dan memilih solusi yang lebih berkelanjutan.

    Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat menciptakan dapur yang tidak hanya indah tetapi juga praktis dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Home Selengkapnya
    Lihat Home Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun