Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gaya Hidup Sosial Media Bikin Kantong Jebol? Ini Tips Kelola Keuangan Tanpa Tergoda Tren

11 November 2024   06:00 Diperbarui: 11 November 2024   14:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kantong jebol, sumber: freepik

Di era media sosial saat ini, kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain seolah menjadi hal yang lumrah. 

Media sosial telah berkembang pesat, tidak hanya menjadi tempat berbagi pengalaman atau momen-momen penting, tetapi juga menjadi cerminan gaya hidup seseorang. 

Hal ini membuat kita mudah sekali terjebak dalam lingkaran perbandingan diri dengan orang lain, terutama dalam hal penampilan dan gaya hidup.

Melihat teman atau kenalan sering nongkrong di tempat mewah, berlibur ke lokasi eksotis, atau membeli barang-barang bermerek yang mahal seringkali memicu keinginan untuk melakukan hal serupa. 

Padahal, kita mungkin tidak tahu kondisi keuangan mereka yang sebenarnya. 

Alih-alih merasa minder atau iri, penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap orang memiliki situasi keuangan yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh banyak faktor. 

Mengapa Kita Mudah Terjebak dalam Kebiasaan Membandingkan Diri?

Sebagai manusia, keinginan untuk "lebih baik dari orang lain" adalah hal yang sangat alami. 

Ketika melihat seseorang memiliki sesuatu yang belum kita miliki, seperti pakaian mahal atau gaya hidup mewah, kita bisa saja tergoda untuk memiliki hal yang sama. 

Secara psikologis, hal ini disebut dengan "social comparison" atau perbandingan sosial, di mana kita mengukur diri sendiri dengan cara membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. 

Namun, ketika perbandingan ini tidak sehat, dampaknya bisa merusak, terutama dalam konteks finansial.

Media sosial adalah salah satu penyebab utama kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Berdasarkan penelitian, orang-orang cenderung membagikan sisi terbaik dari kehidupan mereka di media sosial. 

Foto-foto liburan, barang-barang baru, atau momen-momen bahagia lainnya lebih sering muncul dibandingkan kenyataan sehari-hari yang mungkin tidak seindah itu. 

Fenomena ini bisa membuat orang yang melihatnya merasa hidup mereka kurang, yang akhirnya memicu perasaan tidak puas.

Dampak Negatif Kebiasaan Membandingkan Diri

Kebiasaan membandingkan diri ini memiliki dampak yang cukup besar, baik pada kesehatan mental maupun kondisi finansial kita. Beberapa dampak negatifnya antara lain:

1. Meningkatkan Stres dan Kecemasan

Melihat orang lain yang tampaknya lebih sukses atau lebih bahagia bisa memicu perasaan cemas dan stres. Kita mungkin merasa hidup kita kurang, tidak cukup, atau bahkan tidak sukses. 

Hal ini bisa mengganggu kesehatan mental kita, menyebabkan perasaan rendah diri dan bahkan depresi.

2. Mendorong Pengeluaran Berlebihan

Ketika kita terpicu untuk hidup seperti orang lain, kita cenderung mengeluarkan uang lebih dari yang kita butuhkan. Misalnya, membeli pakaian bermerek atau gadget terbaru hanya demi terlihat "up-to-date." 

Pengeluaran ini sebenarnya tidak mendukung kebutuhan dasar atau tujuan jangka panjang, tetapi hanya memuaskan keinginan sesaat.

3. Menghambat Tujuan Finansial Jangka Panjang

Terjebak dalam gaya hidup yang dipaksakan hanya untuk mengikuti tren atau standar orang lain bisa mengganggu rencana finansial kita. 

Jika terus-terusan tergoda mengikuti gaya hidup orang lain, kita bisa kehilangan fokus pada tujuan finansial yang sebenarnya, seperti menabung untuk pendidikan, membeli rumah, atau membangun dana darurat. Kebiasaan ini justru memperlambat kemajuan kita dalam mencapai kestabilan finansial.

4. Menurunkan Kebahagiaan dan Kepuasan Hidup

Kebiasaan membandingkan diri dapat membuat kita merasa bahwa apa yang sudah kita miliki tidaklah cukup. 

Padahal, kepuasan hidup sejati justru muncul dari kemampuan untuk bersyukur dan menikmati apa yang kita miliki saat ini. Ketika selalu fokus pada apa yang orang lain miliki, kita jadi tidak bisa menghargai pencapaian atau hal-hal baik yang ada dalam hidup kita sendiri.

Fokus pada Penghasilan dan Anggaran Sendiri

Salah satu cara terbaik untuk menghindari perbandingan sosial yang tidak sehat adalah dengan fokus pada keuangan dan anggaran pribadi. 

Mengetahui dengan jelas penghasilan, pengeluaran, serta kemampuan kita dalam mengatur uang akan membantu kita membuat keputusan finansial yang lebih baik.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar kita tetap fokus pada keuangan pribadi:

1. Tetapkan Anggaran Bulanan yang Sesuai

Langkah pertama dalam mengatur keuangan adalah dengan membuat anggaran yang sesuai dengan kebutuhan dan penghasilan kita. 

Anggaran ini bisa menjadi panduan untuk pengeluaran sehari-hari, sehingga kita tidak mudah tergoda untuk mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan. 

Pastikan anggaran ini mencakup kebutuhan dasar, seperti biaya hidup, tabungan, dan juga hiburan dalam batas yang wajar.

2. Hindari Utang Konsumtif

Gaya hidup konsumtif sering kali membuat orang terjebak dalam utang yang tidak produktif. 

Utang konsumtif, seperti utang kartu kredit untuk membeli barang-barang yang tidak mendesak, bisa menjadi beban jangka panjang. 

Sebisa mungkin, hindari berhutang untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif, terutama jika itu hanya untuk mengikuti gaya hidup orang lain.

3. Tetapkan Prioritas Finansial

Fokuslah pada prioritas finansial yang paling penting bagi Anda, seperti menabung untuk pendidikan anak, dana darurat, atau pensiun. 

Dengan memiliki prioritas yang jelas, Anda akan lebih mudah menolak godaan untuk mengikuti tren yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan.

4. Investasi dalam Diri Sendiri

Alih-alih menghabiskan uang untuk mengikuti gaya hidup orang lain, cobalah berinvestasi dalam diri sendiri. 

Misalnya, mengikuti pelatihan atau kursus yang bisa meningkatkan keterampilan dan membuka peluang kerja baru. 

Investasi ini tidak hanya bermanfaat untuk keuangan, tetapi juga akan meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan Anda untuk berkembang.

Menyadari Perbedaan Situasi Keuangan

Setiap orang memiliki kondisi keuangan yang unik dan berbeda. Misalnya, Anda mungkin memiliki teman dengan gaji yang sama, namun mereka sering terlihat makan di restoran mewah atau membeli barang-barang branded. 

Alih-alih merasa minder atau tertinggal, cobalah untuk menyadari bahwa situasi keuangan setiap orang dipengaruhi oleh berbagai faktor. 

Mungkin teman Anda memiliki pekerjaan sampingan, mendapatkan dukungan finansial dari keluarga, atau rela mengorbankan tabungan demi terlihat lebih mewah di media sosial.

Ingatlah bahwa apa yang terlihat di permukaan belum tentu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. 

Dalam banyak kasus, ada orang yang rela berhutang atau mengorbankan kebutuhan jangka panjang hanya untuk menjaga penampilan di hadapan orang lain. 

Jangan biarkan kondisi keuangan orang lain mempengaruhi cara Anda mengelola uang Anda.

Cara Mengatasi Kebiasaan Membandingkan Diri

Berikut beberapa tips yang bisa membantu Anda mengatasi kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain:

1. Kurangi Waktu di Media Sosial

Media sosial adalah sumber utama perbandingan sosial. Jika Anda merasa sering terpengaruh oleh postingan teman di media sosial, coba kurangi waktu yang dihabiskan di platform tersebut. 

Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif atau menjalani hobi yang bisa meningkatkan kualitas hidup.

2. Lakukan Refleksi Diri secara Berkala

Cobalah untuk rutin melakukan refleksi diri untuk memahami tujuan hidup dan nilai-nilai yang penting bagi Anda. 

Ketika sudah memiliki visi yang jelas tentang hidup yang ingin dijalani, Anda akan lebih fokus pada perjalanan Anda sendiri tanpa merasa perlu membandingkan diri dengan orang lain.

3. Cari Inspirasi Positif

Daripada merasa iri pada orang lain, jadikan mereka sebagai inspirasi untuk mencapai tujuan hidup Anda. 

Jika Anda melihat seseorang sukses atau mencapai sesuatu yang hebat, alih-alih merasa iri, cobalah belajar dari cara mereka mengelola keuangan atau mencapai tujuan mereka. 

Ini bisa memberikan motivasi positif yang lebih bermanfaat.

4. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki

Salah satu cara paling ampuh untuk merasa lebih puas adalah dengan mensyukuri apa yang kita miliki. 

Ketika kita bisa bersyukur, kita akan lebih mudah merasa cukup dan puas dengan hidup kita saat ini. 

Luangkan waktu setiap hari untuk memikirkan hal-hal baik yang sudah Anda miliki, dan ingatlah bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari memiliki hal yang sama seperti orang lain.

Kesimpulan: Fokus pada Perjalanan Finansial Anda Sendiri

Menghindari kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain adalah langkah penting untuk mencapai kestabilan finansial dan kebahagiaan. 

Di era media sosial, di mana segala sesuatu tampak lebih indah dan sempurna, kita harus tetap realistis dan tidak mudah terpengaruh oleh tren yang tidak sesuai dengan kemampuan finansial kita.

Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, fokuslah pada perjalanan finansial Anda sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki waktu dan perjalanan yang berbeda. 

Dengan memiliki prinsip yang kuat dalam mengatur keuangan, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan terbebas dari tekanan untuk selalu mengikuti standar orang lain.

Hidup bukanlah perlombaan, melainkan perjalanan yang unik bagi setiap individu. 

Jalani perjalanan Anda dengan bijak, dan buat keputusan finansial yang mendukung tujuan dan kebahagiaan jangka panjang Anda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun