Misalnya, kamu mendapati diri merasa butuh barang-barang baru atau ingin mencoba pengalaman mewah yang sebelumnya tidak ada dalam anggaran.
Saat pengeluaran terus meningkat, anggaran keuangan menjadi lebih ketat dan ruang untuk menabung pun semakin sempit.Â
Jika kamu merasa bahwa setiap kali pendapatan bertambah tetapi masalah finansial tidak kunjung selesai, bisa jadi kamu telah terjebak dalam siklus lifestyle inflation.
2. Kebiasaan "Self-Reward" yang Berlebihan
Self-reward atau memberi hadiah pada diri sendiri adalah hal yang baik untuk menjaga semangat.Â
Namun, ketika self-reward ini berubah menjadi pengeluaran besar yang tidak terkendali, kita perlu waspada.Â
Misalnya, setiap kali berhasil menyelesaikan pekerjaan berat, kamu selalu membeli barang mewah atau merencanakan liburan mahal. Kebiasaan ini bisa jadi awal dari gaya hidup konsumtif yang sulit dihentikan.
Jika kamu mendapati bahwa gaya hidupmu jauh lebih tinggi dibandingkan teman-teman dengan pendapatan yang sama, kemungkinan besar kamu mulai hidup di luar kemampuan.
3. Merasa Bosan di Rumah dan Mengisi Waktu dengan Berbelanja
Jika kamu sering merasa bosan di rumah dan menghabiskan waktu dengan berbelanja, baik itu di toko fisik maupun online, ini bisa menjadi tanda inflasi gaya hidup.Â
Berbelanja untuk mengusir kebosanan sebenarnya bukanlah kebutuhan, namun lebih kepada dorongan emosional.Â
Kebiasaan ini sering kali menyebabkan pengeluaran yang tidak terencana, dan dalam jangka panjang, bisa berisiko bagi kondisi finansial.
Cara Menghindari Lifestyle Inflation
Setelah mengenali tanda-tanda di atas, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari lifestyle inflation: