Tidak semua orang kaya bisa atau mau hidup sederhana. Ada banyak faktor yang memengaruhi pilihan gaya hidup seseorang, mulai dari kepribadian, latar belakang, hingga kebutuhan sosial atau profesional.Â
Misalnya, seseorang yang bekerja di industri kreatif mungkin memilih menggunakan iPhone bukan sekadar untuk gengsi, tetapi karena kebutuhan profesional.
Menganggap bahwa semua orang kaya harus hidup sederhana justru menutup kenyataan bahwa setiap individu punya kebutuhan dan prioritas yang berbeda-beda.Â
Pada akhirnya, kesuksesan dan kekayaan bukanlah soal penampilan atau berapa banyak barang mahal yang dimiliki, melainkan bagaimana seseorang menggunakan apa yang dimiliki untuk mencapai tujuan hidupnya.
Kesimpulan: Membedakan Antara Realita dan Ilusi Media Sosial
Kesederhanaan dan kemewahan, keduanya adalah pilihan pribadi yang tidak bisa digeneralisir pada semua orang kaya atau miskin.Â
Narasi bahwa semua orang kaya sejati hidup sederhana sebenarnya adalah ilusi yang sering digiring oleh media sosial dan opini publik.Â
Padahal, kenyataannya lebih kompleks. Orang kaya mungkin memilih hidup sederhana, atau mungkin memilih untuk menunjukkan kemewahannya, dan ini bukanlah penentu nilai kekayaan atau kesuksesan seseorang.
Media sosial, dengan segala pengaruhnya, sering kali menggiring opini publik untuk meromantisasi kesederhanaan sebagai nilai ideal yang seharusnya diikuti.Â
Namun, penting bagi kita untuk tidak terbawa dengan ilusi ini dan menyadari bahwa gaya hidup, baik sederhana maupun mewah, adalah pilihan individu yang tidak bisa disama ratakan.
Pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana kita memanfaatkan apa yang kita miliki untuk mencapai tujuan dan memberikan dampak positif, terlepas dari cara kita menampilkan diri ke publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H