Padahal, pada kenyataannya, harga setelah diskon tersebut adalah harga asli dari barang tersebut.Â
Ini adalah salah satu trik yang sering digunakan oleh penjual: menaikkan harga sebelum menerapkan diskon untuk menciptakan ilusi potongan harga besar.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kita sering kali tidak memiliki informasi yang valid tentang harga asli suatu barang.Â
Saat berjalan-jalan di mal atau berbelanja online, kita mungkin melihat harga barang yang sudah dinaikkan terlebih dahulu, kemudian diberikan diskon yang tampak menarik.Â
Dengan adanya label diskon, kita merasa mendapatkan penawaran terbaik, padahal sebenarnya itu hanyalah harga normal.
Selain itu, penggunaan diskon dengan batasan waktu juga memperkuat rasa urgensi ini. Pemasar sering menggunakan taktik seperti "diskon hanya berlaku hari ini" atau "hemat 30% jika beli sekarang".Â
Taktik ini membuat konsumen merasa harus segera bertindak, seolah-olah kesempatan itu tidak akan datang lagi.Â
Pada akhirnya, perasaan terburu-buru inilah yang membuat kita mudah tergoda untuk membeli, bahkan ketika kita tidak benar-benar memerlukan barang tersebut.
2. Persepsi Takut Rugi
Alasan kedua yang menyebabkan banyak orang sangat mudah tergoda oleh diskon adalah adanya persepsi bahwa mereka akan rugi jika tidak memanfaatkan potongan harga yang tersedia.Â
Dalam psikologi, hal ini dikenal dengan istilah "fear of missing out" atau FOMO.Â
Banyak orang merasa cemas atau khawatir jika mereka tidak membeli barang saat diskon, mereka akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan harga murah. Mereka berpikir, "Kapan lagi bisa mendapatkan harga serendah ini?"